Thursday, July 25, 2019

Mengolah Sampah Organik 3 - Kucing-kucing Nakal

Mengolah Sampah Organik 3 - Kucing-kucing Nakal -- Kresek ... kresek! Aku yang sedang duduk di ruang tamu bermain bersama Defai, langsung waspada. Suara itu datangnya dari arah luar pagar.

Aku dan Defai mengendap-endap, lalu pelan-pelan membuka pintu depan, menjulurkan leher.

Benar saja. Kucing-kucing itu memanjat batang pohon bintaro tempat aku menggantung kantong-kantong sampah itu. Ah, sial. Aroma tulang-tulang ayam goreng itu pasti yang mengundang binatang-binatang berkaki empat itu. Dua kucing sudah bertengger di atas dahan. Ada bayangan bergerak di balik partisi pagar. Hmm ... satu lagi kucing sedang menunggu giliran di bawah pohon.

"Huss!" teriakku tiba-tiba.

"Huss ...," ujar Defai ikut-ikutan.


Dua kucing di atas pohon tersentak kaget. Yang satu melompat turun. Satunya lagi masih berdiri terpaku, menatapku dengan mata terbelalak.

Lalu kepalanya berpaling kembali ke kantong sampah. Kaki-kakinya mulai mengorek-ngorek.

Huuh!!!

Aku mendengus kesal. Sudah cukup kantong sampah kemarin koyak hingga tulang-tulang ikan bertebaran di jalan. Lalu kemarinnya lagi, aku harus membereskan kaleng sarden yang tidak mungkin jatuh dengan sendirinya dari atas pohon. Jika hari ini mereka harus menerima guyuran air, itu salah mereka sendiri!

Kucing-kucing itu lari terbirit-birit begitu aku mengangkat gayung biruku.

"Ih, kucingnya lari, Bun!" seru Defai.

"Iya, kucingnya nakal sih! Acak-acak sampah!" jawabku.

Kucing dan sampah sudah lama menjadi masalah tersendiri untukku. Bukan, bukannya aku membenci kucing. Malah, aku sukaaa sekali makhluk-makhluk manis berbulu itu.

Itu kalau mereka tidak sedang mengacak kantong sampahku.

Dan ada banyaaak sekali kucing liar berkeliaran di sekitar rumahku. Saat sedang ramai-ramainya, bisa sampai ada lima ekor sekaligus duduk tenang di depan rumah. Mungkin menunggu nasib baik datang, dalam bentuk aku yang membawa sampah berisi tulang-tulang.

Aku tidak suka membereskan sisa-sisa sampah itu. Maka ketika Pelatihan Online Mengolah Sampah Organik dari UM Bandung dan @sampahorganikku, menyatakan bahwa sampah hewani sebaiknya dikubur saja, kok aku jadi merasa seperti orang paling ngga apdet sedunia.

Ya ampun! Ke mana aja aku ya? Kok ngga kepikiran untuk mengubur sampah tulang-tulang itu? Padahal ini adalah solusi paling bagus untuk menghilangkan masalah kucing vs sampah ini.

Dan lagi, kantung-kantung sampah ini diangkut tiga hingga empat hari sekali. Aku 'menghasilkan' setidaknya dua kantung besar sampah setiap hari. Ya, sebegitu banyaknya. Jika semua kantung berisi tulang belulang, maka delapan kantung sampah berisiko diacak-acak oleh kucing hingga pohon sampahku kembali bersih.

Belum lagi kalau aku sedang ingin masak udang atau ikan basah. Sampahnya harus aku bungkus dengan sangat cermat, atau baunya akan merebak ke mana-mana. Mencium bau ikan busuk selama empat hari? Duh, amit-amit deh rasanya!

Menurut pelatihan yang kuikuti, sampah hewani banyak mengandung unsur Nitrogen yang sangat diperlukan oleh tanah dan tanaman. Tentunya, sampah ini harus dikubur cukup dalam dan ditutup oleh tanah atau penutup lain agar baunya tidak keluar dan mengundang kucing atau tikus. Sampah hewani yang telah terurai akan sangat membantu meningkatkan kesuburan tanah.

Jadi goal-ku kini, aku harus punya beberapa 'kuburan tulang' di halaman rumahku. Bakal seram ngga ya? Harusnya sih tidak, karena semua akan tertutup rapi oleh tanah. Bau ngga ya? Harusnya ngga juga, karena kuburan-kuburan itu akan kugali cukup dalam. Sulitkah melakukannya? Hmmm ... harusnya niiih, niat yang kuat akan mampu melibas semua kesulitan. Aamiin.

Jadi, khusus pelajaran tentang sampah hewani dapurku yang kudapat dari Pelatihan Online Mengolah Sampah Organik, aku mendapatkan tiga harapan:

- kucing-kucing liar tidak akan lagi mengganggu sampah-sampahku
- aku akan terbebas dari bau sampah rumah tangga yang disebabkan oleh sampah hewani
- tanah halaman akan semakin subur dengan adanya asupan hara dari sampah hewani

Nah, apakah aku akan berhasil meraih harapan-harapanku ini? Kamu tertarik juga untuk membuat sampahmu bebas kucing pengganggu? Stay tuned di blog-ku ya!

***Bersambung***

#TantanganJuliForsen_8
#536kata

No comments:

Post a Comment