Saya sudah mulai membeli rumput.
Ceritanya.. saya lagi melihat2 jadwal kegiatan semester anak2, dan lihat punya lihat.. ternyata tanggal 19 harus bawa tanaman untuk dibawa ke sekolah. saya sms sama gurunya, ternyata untuk TK B diharapkan bawa tanaman hias dan untuk kelas PG diharapkan membawa tanaman obat.
Tanggal 19 itu hari Rabu, dan saya ga mau pengalaman tahun kemarin terulang lagi,.. H-1 disms sama Bu Guru untuk membawa tanaman hias dan malamnya kelabakan menyusuri Jalan Pajajaran nyari tempat penjualan tanaman hias yang masih buka.. Sooo.. mumpung sekarang masih hari Minggu, pergilah kami mencari tanaman2 itu.
Di Jalan Pajajaran dekat Jambu Dua, kami parkir di sisi jalan di mana nongkronglah disitu seorang bapak menunggui tanamannya. Ga ada tamanan hias yang sedang berbunga, tapi karena sudah kepalang berhenti di situ, akhirnya kami meminta anak2 memilih tanaman mana yang mereka suka. Mereke berdua memilih tanaman cemara. Harganya murah lho.. satu pohon kecil cuma 5000 rupiah saja. sayangnya ga ada tanaman obat juga.. tapi tak apalah karena Izzan juga ga mau bawa tanaman obat, dia insist pengen cemara juga.
Pas mau pulang, saya melihat tanaman kecil2 di polybag hitam kecil, saya tanya apa itu. Ternyata itulah si rumput kucai itu.. so imut2 dan kecil sekaliii..
Saya tanya harganya, 1000 rupiah satu polybag! Murahh.. Suami saya kayanya melihat betapa inginnya saya membeli rumput kucai itu.. ya udah coba aja beli 10, katanya.. Belilah saya 10 polybag.. Horeee taman saya akan ditanami rumput!!
Kami sampai di rumah siang, panaaaaass lumayan.. jadi rumput2 itu harus menunggu hingga sore hari.
Sore tiba, saya segera mengambil sekop kecil dan mulai menggali petak di depan teras rumah sebelah.. Ternyata ga terlalu susah menggali tanah itu -tadinya saya berpikir tanahnya akan keras sekali karena tampaknya begitu- tanahnya cukup gembur dan gampang digali, hanya ternyata banyak batu kerikilnya.
Kata suami saya siihh.. itu karena dia sebelumnya sudah lebih dulu membuang brangkal2 besar dari tanahnya.. okee deeehhh.. :* for my husband
Mungkin karena melihat saya 'bertanggung jawab' langsung menanam sendiri rumput2 yang tadi dibeli, suami saya langsung mengiyakan pas saya bilang, 10 polybag setiap minggu ya Yah.. secara keuangan kami rasanya sedang sangat aga2 harus diperketat.. jadi buat beli rumput aja kaya yang susah gitu.. hehe..
Rumput kucai itu yang warnanya hijau tua dan kecil, yang warnanya putih hijau dan lebih besar saya ga tau namanya apa hehe.. tapi bagus juga ternyata dijadikan bingkai :)
Ceritanya.. saya lagi melihat2 jadwal kegiatan semester anak2, dan lihat punya lihat.. ternyata tanggal 19 harus bawa tanaman untuk dibawa ke sekolah. saya sms sama gurunya, ternyata untuk TK B diharapkan bawa tanaman hias dan untuk kelas PG diharapkan membawa tanaman obat.
Tanggal 19 itu hari Rabu, dan saya ga mau pengalaman tahun kemarin terulang lagi,.. H-1 disms sama Bu Guru untuk membawa tanaman hias dan malamnya kelabakan menyusuri Jalan Pajajaran nyari tempat penjualan tanaman hias yang masih buka.. Sooo.. mumpung sekarang masih hari Minggu, pergilah kami mencari tanaman2 itu.
Di Jalan Pajajaran dekat Jambu Dua, kami parkir di sisi jalan di mana nongkronglah disitu seorang bapak menunggui tanamannya. Ga ada tamanan hias yang sedang berbunga, tapi karena sudah kepalang berhenti di situ, akhirnya kami meminta anak2 memilih tanaman mana yang mereka suka. Mereke berdua memilih tanaman cemara. Harganya murah lho.. satu pohon kecil cuma 5000 rupiah saja. sayangnya ga ada tanaman obat juga.. tapi tak apalah karena Izzan juga ga mau bawa tanaman obat, dia insist pengen cemara juga.
Pas mau pulang, saya melihat tanaman kecil2 di polybag hitam kecil, saya tanya apa itu. Ternyata itulah si rumput kucai itu.. so imut2 dan kecil sekaliii..
Saya tanya harganya, 1000 rupiah satu polybag! Murahh.. Suami saya kayanya melihat betapa inginnya saya membeli rumput kucai itu.. ya udah coba aja beli 10, katanya.. Belilah saya 10 polybag.. Horeee taman saya akan ditanami rumput!!
Kami sampai di rumah siang, panaaaaass lumayan.. jadi rumput2 itu harus menunggu hingga sore hari.
Sore tiba, saya segera mengambil sekop kecil dan mulai menggali petak di depan teras rumah sebelah.. Ternyata ga terlalu susah menggali tanah itu -tadinya saya berpikir tanahnya akan keras sekali karena tampaknya begitu- tanahnya cukup gembur dan gampang digali, hanya ternyata banyak batu kerikilnya.
Kata suami saya siihh.. itu karena dia sebelumnya sudah lebih dulu membuang brangkal2 besar dari tanahnya.. okee deeehhh.. :* for my husband
Mungkin karena melihat saya 'bertanggung jawab' langsung menanam sendiri rumput2 yang tadi dibeli, suami saya langsung mengiyakan pas saya bilang, 10 polybag setiap minggu ya Yah.. secara keuangan kami rasanya sedang sangat aga2 harus diperketat.. jadi buat beli rumput aja kaya yang susah gitu.. hehe..
Rumput kucai itu yang warnanya hijau tua dan kecil, yang warnanya putih hijau dan lebih besar saya ga tau namanya apa hehe.. tapi bagus juga ternyata dijadikan bingkai :)