Monday, October 5, 2015

Piknik Terindah

Apa sih piknik itu? Makan siang di atas selembar kain di padang rumput dengan keranjang makanan berisi sandwich dan limun, setelah bersepeda di pinggir pedesaan bersama teman-teman?

Atau pergi ke Puncak bersama keluarga saat long weekend, dengan menghabiskan beberapa jam menunggu akses buka-tutup ke arah Puncak?

Atau 'sekadar' makan malam romantis berdua dengan pasangan, dengan nyala lilin di teras rumah, menatap bintang dan bulan yang bersinar terang?

Nah, aku pilih jenis piknik yang terakhir sebagai jenis piknik favoritku. Siapa teman terbaik untuk berbagi saat-saat terbaik? Tentunya dengan pasangan tercinta. Tapi apakah makan malam bisa dikategorikan piknik? Kan malam? Ehmm, menurutku sih bisa saja. Piknik tidak perlu melulu di saat matahari bersinar cerah, beralaskan tikar di taman, dengan keranjang piknik berisi roti lapis. Piknik adalah refreshing dari hal yang biasa kita lakukan, sesuatu yang dilakukan dengan cara yang berbeda dari biasanya untuk mendapatkan tenaga-semangat-motivasi baru, atau memperbaharui relasi. Meditasi pun, bisa dianggap sebagai piknik bagi pikiran yang ruwet, dengan doa sebagai makanan jiwanya.

Bersama suami tercinta, aku punya kenangan piknik terindah. Dulu, kira-kira sembilan tahun yang lalu, di tahun 2006, di depan calon rumah kami.