Wednesday, August 1, 2018

Yuk, Bun, Keluar dari Rumah dan Bersenang-senang!


Yuk, Bun, Keluar dari Rumah dan Bersenang-senang! --- Cara terbaik untuk seorang ibu agar bisa pergi jalan-jalan keluar rumah sendirian dengan tenang dan senang, adalah dengan mempersiapkan diri dan pasangan, serta rumah dan anak-anak dengan sebaik-baiknya.

Sabtu kemarin, aku si ibu tiga anak ini menjajal diri untuk pergi sendirian ke luar kota. Ada acara blogger event di Bekasi ... hihihi.

Bagaimana cara mempersiapkan diri dan pasangan?

Pertama, tentu saja dengan meminta izin kepada suami. Ini yang paling penting, karena tanpa izin ya enggak mungkin aku akan pergi. Izin juga harus didapat jauh-jauh hari, supaya semua pihak, dalam hal ini aku dan suami dapat mengatur rencana dengan baik. Ya mungkin saja suami sudah punya rencana untuk tanggal yang sama yang belum diberitahukan ke istri, dengan pikiran kan istri enggak bilang-bilang bakal ada rencana kemana-mana juga. Jadi, kasih tahu pasangan kita secepatnya ya, lalu dapatkan izinnya. 

Yang kedua, adalah dengan mengetahui pasti tujuan kita, naik apa untuk sampai ke tempat tujuan dan apa yang akan kita butuhkan selama di perjalanan dan di tempat tujuan. Yah, tipikal kalau mau jalan-jalan, deh, ya.

Nah, izin dan perjalanan ini korelasinya kuat sekali untukku. Karena aku harus konsultasi dengan suami tentang cara pergi ke tempat tujuan, dan aku bisa dibilang sama sekali buta tentang urusan naik ojek online dan kereta.

Norak? Hahah, mungkin iya. Selama ini aku pesan ojol selalu via app suami. Kenapa aku enggak pasang app sendiri? Yah, buat apa? Kan sehari-hari stay di rumah saja. Banyak-banyak app juga bikin lemot hape aja hihihi.

Aku juga sangat jarang naik kereta. Kalaupun iya, selalu bersama keluarga dan suami yang urus semua urusan karcis kami. Nah, coba kalau suami tidak memberi izin tetapi aku tetap ngotot pergi juga, mana bisa diskusi tentang ojol dan kereta berjalan lancar?

Bagaimana cara mempersiapkan rumah dan anak-anak?

Dengan sebisa mungkin mengerjakan pekerjaan rumah yang masih sempat dikerjakan, agar saat aku pulang nanti, rumah enggak terlalu berantakan banget. Kalau ada cucian baju yang biasanya dikerjakan pagi hari, ya berarti dikerjakan Jumat malamnya. Walaupun Faza dan Izzan sudah bisa mencuci baju, piring dan masak masakan sederhana, aku tetap melakukan briefing singkat beberapa hari sebelum hari H dan H-1 untuk memastikan mereka ingat bahwa aku akan pergi seharian hari Sabtu itu. Semua urusan rumah akan dipegang oleh Ayah sementara waktu, sampai Bunda pulang lagi ke rumah.

Bagaimana dengan si Kecil? Nah, urusan pagi hari si Kecil sebisa mungkin harus diselesaikan. Mandi dan sarapan sudah harus beres, sehingga suami dapat menerima handover dengan lebih tenang. 

Jadi ... Sabtu kemarin jalan-jalanku seharian itu berlangsung aman dan damai. Aku pribadi merasa sangat senang mendapat kesempatan untuk bisa keluar rumah sendiri tanpa anak-anak, dan mendapat waktu untukku sendiri. Meski ada sedikit rasa deg-degan saat naik kereta sendiri, aku juga merasa bersemangat seperti akan memulai suatu petualangan baru.

Di tempat tujuan, aku bertemu dengan teman-teman baru dan mendapat insight tentang hal-hal baru pula. It was a great experience!

Perjalanan ke luar rumah, ke luar dari rutinitas sehari-hari, memberikan banyak manfaat. Traveling broaden the mind, kalau kata pepatah. Perjalanan akan memperluas wawasan. Apakah tinggal di rumah saja kemudian wawasan kita otomatis akan jadi sempit? Hey, ini kan jaman internet Say, surfing dong! Browsing, dong!

Tapi Kaka, surfing dan browsing atau chat via WA dan messanger tidak bisa menggantikan interaksi langsung antar manusia. Pandangan mata, senyuman, anggukan kepala dan gerak tubuh itu, tidak bisa diganti oleh ikon-ikon itu. Dan interaksi antar manusia yang lebih banyak, lebih beragam ya bisa didapat dengan bepergian ke luar rumah.

Yuk, baca tulisanku tentang cutinya ibu rumah tangga :)

Sampai ke rumah, aku disambut antusias oleh Faza dan Izzan yang sangat senang melihat Bunda pulang ... membawa banyak bungkusan. Jadi ingat ya, supaya disambut dengan bahagia, harus bawa oleh-oleh hihihi.

Defai terlihat baik-baik saja meski ditinggal seharian olehku. Malah dia enggak nengok tuh saat kupanggil, sibuk dengan Pocoyo-nya. Oh, how I missed her so much!

Dan aku tidak lupa mengucapkan terima kasih pada anak-anak dan suami tercinta, yang sudah memberiku waktu untuk bisa menikmati hari Sabtuku, selama sembilan jam tanpa mereka.


1 comment:

  1. Jadi terkenang masa kecil,,dulu kalo ditinggal orang tua pergi, paling senang pas mereka pulang bawa oleh-oleh.
    Lega ya mbak pulang dari berpetualang sendiri ketika sampai di rumah dan keaadaan baik-baik saja.

    ReplyDelete