Monday, August 20, 2018

"Apa Salahku?" tanya Plastik.


"Apa Salahku?" tanya Plastik. -- Jika aku jadi plastik, tentu aku akan menjeritkan ini kuat-kuat hingga seluruh dunia mendengar gaungnya.

Apa salahku? Manusia yang membuatku, manusia yang mengambil manfaat dariku dan lalu aku yang disalahkan saat banjir datang? Saat mereka menggali tanah dan menemukanku bertahun-tahun kemudian?

Tentu ada alasannya bukan saat manusia mencari suatu bahan baru tertentu yang murah, mudah dibuat, mudah dibentuk dan tahan lama.

Lalu mereka menemukan aku, plastik.


Sejarah Singkat Plastik

Plastik adalah benda-benda yang terbuat dari senyawaan sintetik atau bahan organik semi-sintetik yang lunak dan mudah dibentuk menjadi berbagai objek padat.

Bahan utama plastik adalah minyak bumi. Plastik memiliki rentang produk yang sangat luas dengan beragam tingkat kelunakan dan bentuk. Ketahanannya juga menang jauh jika dibandingkan dengan bahan kayu, tanduk, bahkan gelas dan logam. Produksi massal juga membuat harga produksi dan jualnya menjadi jauh lebih murah dibanding bahan-bahan tadi, sehingga plastik menjadi bahan favorit.

Sejarah mencatat bahwa bahan plastik alami diketahui telah dibuat jauh di tahun 1284, berbahan dasar tanduk dan cangkang penyu (tortoise). Di tahun 1823, seorang ahli kimia berkebangsaan Skotlandia bernama Charles MacIntosh menemukan karet. Produksi massal plastik dimulai di zaman revolusi industri. Alexander Parkes pada tahun 1862 mempatenkan Parkesine (nitroselulosa) yang dinilai sebagai plastik pertama buatan manusia.

Sumber gambar: www.wikipedia.com
Di masa Perang Dunia I dan II, produksi plastik melejit. Polivinilklorida pertama kali diproduksi massal di tahun 1920an, sementara polistirene (PS) diproduksi di tahun 1930an.

Plastik terus mengalami perluasan rentang penggunaannya hingga kini. Di tahun 2012, kain PVC digunakan dalam konstruksi wahana pesta olahraga dunia Olimpiade di London.

Jenis-jenis plastik

Karena murah biaya produksinya, sifatnya yang mudah dibentuk dan ketahanannya, plastik digunakan di banyak bidang. Dari dunia kedokteran hingga teknologi informasi, dari angkasa hingga ke bawah laut, plastik sudah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita. Produk plastik yang paling banyak dipakai dalam kehidupan manusia, bisa jadi adalah botol minuman, kontainer makanan dan kantung plastik alias kantung kresek.

Ternyata eh ternyata, jenis plastik yang digunakan untuk fungsi ini ada bermacam-macam pula. Secara umum, plastik dibedakan berdasarkan tanda segitiga berpanah yang tertera pada produk. Tanda ini -- disebut juga sebagai kode identifikasi resin plastik -- umumnya berada di bagian dalam tutup botol (pada kotak makanan, biasanya ada di atas tutup) atau di bagian dasar botol/kotak makanan.

Kode identifikasi resin plastik.
Sumber gambar: Polychem-USA.com
Kode identifikasi resin ini dibuat berdasarkan bahan mentahnya dan selanjutnya digunakan pula sebagai kode daur ulang plastik. 

1 -- PETE atau PET (polyethylene terephthalate), digunakan untuk botol air minum dalam kemasan dan sebaiknya hanya digunakan sekali saja. Dapat didaur ulang menjadi perabot rumah tangga dan karpet.
2 -- HDPE (High Density Polyethylene), digunakan untuk botol detergen atau botol sampo, disarankan hanya digunakan sekali saja. Dapat didaur ulang menjadi tali, dan mainan.
3 -- PVC atau V (polyvinyl chloride), digunakan untuk pipa, kusen, mainan anak. Sulit didaur ulang.
4 -- LDPE (low density polyethylene) untuk kantong plastik, kontainer makanan, botol dispenser. LDPE sulit dihancurkan tapi dapat didaur ulang.
5 -- PP (polypropylene), digunakan untuk tutup botol, alat makan, botol bayi, kontainer makanan. 
6 -- PS (polystyrene), tempat makanan atau cangkir styrofoam sekali pakai. Disarankan untuk tidak digunakan karena mengandung bahan berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan reproduksi wanita dan menyebabkan gangguan syaraf. Styrofoam juga sulit didaur ulang.
7 -- O (other) adalah semua jenis plastik yang tidak termasuk enam daftar di atas, digunakan untuk peralatan rumah tangga, alat elektronik dan alat otomotif. Plastik-plastik ini sangat sulit didaur ulang.

Siklus hidup produk plastik.
Sumber gambar: dwbengeneering.weebly.com
Nah, jadi tahu ya arti tanda segitiga berpanah dan bernomor itu yaa. Jadi kalau dulu-dulu kita menggunakan botol air mineral berulang kali, untuk alasan berhemat, ya jangan lagi. Lihat tanda di bagian bawahnya, ada nomor satu di sana. Jangan pula salah mengartikan dengan mengatakan bahwa semakin tinggi nomornya, semakin aman plastik itu digunakan untuk wadah makanan atau minuman. Tidak seperti itu ya.

Kode segitiga berpanah dengan angka satu di tengahnya.
Gambar koleksi pribadi.
Botol PET tidak boleh dikenakan kontak dengan air panas karena mudah meleleh dan melepaskan zat penyebab kanker. Satu lagi yang harus diperhatikan, jangan menyimpan botol air mineral di bawah sinar matahari. Meski belum terbukti secara ilmiah, air dalam kemasan yang terekspos sinar matahari dapat membahayakan kesehatan.

Bahaya Plastik bagi Lingkungan

Burung laut di tengah kepungan sampah plastik.
Selain harus berhati-hati memilih plastik yang aman bagi kesehatan tubuh manusia, kita juga harus memikirkan dampak plastik terhadap lingkungan. Ketahanannya yang luar biasa dibanding gelas dan logam, ternyata memberikan dampak negatif bagi lingkungan hidup.

Ada memang jenis-jenis bakteri, fungi dan mikroba tertentu yang dapat mendegradasi plastik, namun itu hanya berlaku untuk plastik jenis tertentu pula. Produksi plastik sangat besar, dan sebagian merupakan jenis yang tidak dapat didaur ulang sehingga jika sudah aus otomatis akan berubah fungsi menjadi sampah. Ditambah oleh perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab dengan berfoya-foya menggunakan plastik dan membuang sampah sembarangan, tambah menumpuk saja deh sampah plastik, di mana-mana!

Plastik memiliki ketahanan yang sangat kuat disebabkan oleh ikatan kimia yang ada padanya. Degradasinya sangat lambat, bahkan bisa mencapai hingga 500 tahun untuk dapat terurai sempurna. Styrofoam malah tidak dapat terurai sama sekali. Styrofoam juga sulit didaur ulang karena prosesnya yang sulit sehingga hanya ada sedikit lembaga yang dapat melakukan daur ulang styrofoam.

Tahukah kamu kalau Indonesia dinobatkan sebagai negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia? Bukan jenis prestasi yang membanggakan ya? Sudah sering kita dengar tentang kematian binatang laut akibat menelan sampah plastik. Kura-kura mengira bahwa sampah kantong kresek adalah ubur-ubur. Sedih sekali ya.

Cara mengatasi masalah plastik

Jika kita mau mengatasi masalah plastik, apa yang harus dilakukan?

Mulailah dari hal yang sederhana dan mulai dari diri sendiri.

1. Membatasi penggunaan plastik
Ini sama artinya dengan membatasi penerimaan plastik oleh kita. Jangan jadikan rumah kita sebagai sumber sampah plastik dengan menerima plastik dari luar. Kalau belanja ke warung, bawa keranjang atau tas kain yang dapat dipakai berulang kali.

2. Gunakan plastik ramah lingkungan
Sebisa mungkin, bawa minuman dan makanan dari rumah dengan wadah yang dapat dipakai berulang kali. Selain menghemat uang, juga mencegah kita menambah sampah plastik ke lingkungan dari botol air mineral dan kemasan makanan sekali pakai.

Gerakan ramah lingkungan semakin marak akhir-akhir ini. Dimulai oleh organisasi-organisasi lingkungan yang gencar menyuarakan pentingnya memelihara lingkungan hidup, hingga produksi massal bahan plastik berbahan dasar ramah lingkungan. Kini kita semakin mudah menemui gelas plastik, sedotan dan kantung kresek yang mudah terdegradasi. Harganya memang lebih mahal, namun sepadan dengan manfaatnya.

Loli straw, sedotan dari rumput laut
Sumber gambar: www.pikiran-rakyat.com.
3. Jangan langsung membuang plastik bekas, jika masih bisa dimanfaatkan ulang.
Usahakan untuk tidak menggunakan kantung kresek untuk mewadahi belanjaan kita. Jika terpaksa, jangan langsung membuangnya, tapi manfaatkan lagi untuk keperluan lain, atau simpan untuk diberikan kepada orang yang mungkin membutuhkannya, seperti tukang sayur langganan kita.

4. Konsisten untuk tidak membuang sampah sembarangan
Ada banyak alasan memang untuk membuang sampah sembarangan. Tapi ada lebih banyak ;agi alasan untuk tidak melakukannya. Jika kita tidak melihat ada tempat sampah, simpan dulu sampah kita dalam kantung hingga kita menemukan tempat sampah terdekat.

Segala sesuatu memang dimulai dari diri sendiri. Sayangnya, menjaga kebersihan belum menjadi sikap dan gaya hidup kebanyakan masyarakat Indonesia, padahal untuk mendapatkan lingkungan yang bersih memerlukan partisipasi semua pihak.

Sampah di sepanjang trotoar Stadiun Pakansari
Gambar koleksi pribadi
Hey, orang lain pun membuang sampah sembarangan, kenapa saya tidak boleh? Bahkan jika rumah sendiri pun yang tenggelam oleh banjir, mungkin orang-orang yang bebal itu akan berpikir bahwa yah, itu memang sudah semestinya terjadi saja tanpa pernah mau introspeksi pada diri sendiri.

Maka dari itu, menurutku tindakan menjaga lingkungan sangat perlu mendapat dukungan dari otoritas yang lebih tinggi, dalam hal ini pemerintah.  Masih diperlukan peraturan yang mengikat, pengawasan dan sanksi agar masyarakat patuh dan menjalankan gerakan hidup bersih dan sehat. Semoga dengan menjalankannya secara terus menerus, hal ini akan bertransformasi menjadi kebiasaan sehari-hari.

Harapan akhirnya tentu saja, kita akan menjadi lebih bijak menggunakan plastik, seefesien dan seefektif mungkin, berusaha maksimal untuk bisa mendaur ulang plastik untuk meminimalkan sampah plastik.

Karena sama sekali bukan salah plastik kalau bumi kita menjadi sebegitu tercemarnya seperti sekarang ini. Hanya manusia yang patut disalahkan atas sikapnya yang tidak bijaksana terhadap plastik dan lingkungan. Dan anak cucu kita pantas mendapatkan bumi yang lebih baik dari yang kita tempati sekarang.

***

Literatur:

https://en.wikipedia.org/wiki/Plastic
http://worldofchemicalsmedia.blogspot.com/2014/03/chemistry-of-plastics-polymer.html
https://ilmupengetahuanumum.com/jenis-jenis-plastik-arti-kode-daur-ulang-plastik/
https://id.wikihow.com/Mendaur-Ulang-Styrofoam
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160222182308-277-112685/indonesia-penyumbang-sampah-plastik-terbesar-ke-dua-dunia
http://www.pikiran-rakyat.com/hidup-gaya/2018/07/15/lima-jenis-sedotan-ramah-lingkungan-dan-unik-pengganti-sedotan-plastik-427395
Sumber gambar, jika tidak disebutkan lain, berasal dari pixabay.com.

1 comment:

  1. Usually, I never comment on blogs but your article is so convincing that I never stop myself to say something about it. You’re doing a great job Man. Best article I have ever read

    Keep it up!

    ReplyDelete