Monday, August 13, 2018

Mewaspadai Stunting pada si Picky Eater


Mewaspadai Stunting pada si Picky Eater --- Tidak ada yang memungkiri pentingnya asupan nutrisi bagi anak di 1000 hari pertamanya. Berapa lama sih 1000 hari itu? Ya, sejak embrio terbentuk hingga usia 2 tahun.

Asupan nutrisi yang baik di masa ini sangat penting karena memengaruhi kehidupannya hingga dewasa nanti. Hey, bahkan hingga generasi seterusnya!

Apa akibat kurangnya nutrisi di 1000 hari pertama anak?

Salah satu akibat yang dapat ditimbulkan oleh kurangnya asupan nutrisi di 1000 hari pertama seorang anak adalah stunting atau pendek, juga kekurangan berat badan jika dibandingkan dengan grafik pertumbuhan normal anak seusianya. Stunting ini, dapat terbawa terus hingga dewasa.



Sumber gambar: Scaling up nutrition SUN-Movement dari Twitter
Kurangnya asupan nutrisi juga dapat memengaruhi tingkat kecerdasan anak, jadi lebih rendah dibanding teman-teman seusianya. Lebih parahnya lagi, anak yang stunting yang kemudian tumbuh menjadi ibu yang stunting dan kekurangan nutrisi, cenderung melahirkan anak yang malanutrisi pula. Begitulah siklus ini terus berputar jika tidak ada intervensi untuk memutus lingkaran yang mengerikan ini. 

Apakah stunting dapat diperbaiki? 

Ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai hal ini, namun kebanyakan ahli berpendapat bahwa meskipun asupan nutrisi telah diperbaiki untuk mengejar ketertinggalan di masa 1000 hari pertamanya, si anak stunting tetap tidak akan dapat mencapai pertumbuhan badan selayaknya anak sehat seusianya.

Harus dipahami bahwa stunting tidak hanya dapat terjadi pada keluarga menengah ke bawah, lho. Ada kasus-kasus stunting yang terjadi juga pada keluarga menengah ke atas. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh ketidakpahaman ibu akan kecukupan nutrisi pada anak -- karena tingkat ekonomi keluarga tidak selalu berbanding lurus dengan tingkat pemahaman ibu tentang kesehatan dan nutrisi anak. 

Situasi yang terjadi di daerah seperti di Desa Pandes, Klaten, menunjukkan bahwa kasus stunting terjadi pada kebanyakan bayi di atas usia 6 bulan. Selepas ASI eksklusif, para ibu kesulitan untuk menyediakan MPASI yang bergizi baik. Kesibukan para ibu di rumah, sebagian juga adalah ibu pekerja yang berangkat pagi pulang sore hari, menjadi penyebab terjadinya hal ini.  

Di atas usia satu tahun, kebanyakan anak sudah diperkenalkan dengan makanan padat, bahkan beberapa orangtua mulai memberikan makanan padat di usia yang lebih dini. Nah, bagaimana kalau anak mulai pilih-pilih makanan di usianya yang belum menginjak dua tahun alias masih di masa-masa keemasan 1000 hari pertamanya?

Bolehkah orangtua cemas, khawatir anaknya akan kekurangan gizi?

Defai di usia 1 tahunan, suka makan segala

Defai di usia 1,5 tahun, sukanya makan nasi goreng saja
Cemas tentu saja boleh. Waspada menurutku, harus. Jangan sampai orangtua lengah dan lalai terhadap nutrisi anak-anaknya. 

Defai yang sangat montok saat masih mendapatkan ASI eksklusif, masih mau makan semua yang diberikan olehku sampai kira-kira usia 1 tahun lewat sedikit. Menjelang usia 1,5 tahun, Defai mulai pilih-pilih makanan dan membatasi seleranya pada nasi goreng dan bubur ayam. Sesekali, Defai mau makan nasi dan sop ayam, itu pun dengan kuahnya saja.

Apa aku khawatir? Tentu saja! Kapan aku mulai khawatir? Saat kontrol di Posyandu menunjukkan tidak adanya penambahan berat badan Defai selama beberapa bulan, bahkan grafiknya mulai mengarah ke bawah.

Dari mana Defai akan mendapatkan protein, vitamin dan mineral jika makanannya didominasi hanya oleh karbohidrat dan sedikit lemak? 

Apa yang harus kulakukan untuk mengatasi si Picky Eater kecil cantik ini?

Pertama yang harus kulakukan adalah memahami perilaku picky eater itu sendiri.

Apa sih picky eater?

'Penyakit' picky eater atau pilih-pilih makanan ini, ternyata bukan hanya menjangkiti anak-anak lho Moms. Orang dewasa pun mengalaminya. Picky eater adalah sikap sering menolak untuk makan atau hanya memakan makanan yang sama, itu dan itu lagi.

Seperti Defai, hanya mau makan bubur ayam dan nasi goreng.

Sementara ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa picky eater hanya merupakan suatu tahap pertumbuhan yang akan terlewati, dan pendapat lain menyatakan bahwa tubuh anak usia 1 - 2 tahun memang 'wajar' untuk melangsing karena aktivitasnya yang semakin banyak, tetap saja aku khawatir dengan kecukupan nutrisinya. Tapi khawatir saja tidak akan menyelesaikan masalah bukan?

Bagaimana cara mengatasi picky eater?

Berdasarkan beberapa bahan bacaan, yang bisa dilakukan oleh orangtua sang picky eater adalah:
  1. Tetap konsisten menyediakan beragam makanan sehat, di samping makanan yang memang biasa dimakan oleh anak kita. Kreatiflah dalam mengkreasikan makanan.
  2. Berikan contoh teladan. Orangtua juga harus ikut makan makanan sehat dan jangan pernah sekali-kali menunjukkan raut wajah 'yaiks' saat menyantap makanan sehat itu hihihi. Iya, karena nanti anak kita juga akan menangkap kesan bahwa makanan sehat itu tidak enak dan menolak menyantapnya.
  3. Jangan memaksa anak untuk makan. Jika anak dipaksa untuk makan, bisa tumbuh trauma pada diri anak yang mengasosiasikan waktu makan dengan situasi yang tidak menyenangkan, penuh paksaan dan tekanan.
  4. Jangan melakukan suap, alias memberi 'hadiah' camilan jika anak mau makan sesuai dengan porsi yang kita inginkan. Jika ini terjadi, anak akan cepat belajar untuk meminta hadiah untuk semua yang seharusnya memang dia lakukan, seperti mencuci tangan sebelum makan dan menggosok gigi sebelum tidur.
Mudahkah melakukan empat hal di atas? Duh, susah ternyata ya. Yang paling susah adalah menghadapi anak yang tetap menutup mulutnya di depan sendoknya meski aku sudah melakukan semua hal itu.

Namun, inilah sebagian lika-liku kehidupan menjadi orangtua. Yang harus kita lakukan adalah berusaha, berusaha lebih keras dan tidak berhenti berusaha.

                                                                              ***


Literatur:

https://hellosehat.com/parenting/perkembangan-bayi/pentingnya-1000-hari-pertama-kehidupan-anak/
http://www.ifpri.org/blog/once-stunted-always-stunted-whats-catch-growth
https://regional.kompas.com/read/2016/02/17/07320001/Ada.Baby.Cafe.di.Desa.Pandes.Klaten
https://www.zerotothree.org/resources/1072-how-to-handle-picky-eaters

4 comments:

  1. Makasih sharenya mbk. Anakku masuk picker eater nih klok gitu. Pilih2 bgd dan cuma mau itu2 saja. Cobak deh aku praktekin cara ini. Sekali lagi makasih infonya mbk

    ReplyDelete
  2. Anakku juga mbak picky eater,pas mpasi ga pernah gtm, lepas 1 tahunan lebih baru mulai picky eater dan skrg udah pas 2 taun malah tambah parah, makanan yang dia suka dulu jadinya ngga. Ibunya kreatif tetap tidak dimaman, terpotek hatikuuu..

    ReplyDelete
  3. Berdasarkan pengalaman, picky eater bisa juga terbentuk karena kebiasaan orang tua dalam menyediakan makanan. Karena biasanya ortu cenderung menyediakan makanan yang disukainya saja. Ini mah pengakuan dosa aku hehehe. Contoh, aku kurang suka daging. Menu sehari-hari pun jarang daging. Akibatnya kedua anakku ngga doyan daging, kecuali olahan misalnya daging cincang. Nyesel juga akhirnya.

    ReplyDelete
  4. Waktu ketemu Defai, masih makan segalanya, ya. Semoga nanti segera nggak picky eater lagi, ya, Defai.

    ReplyDelete