Tuesday, May 15, 2018

Langsing Kembali secara Sehat, Mudah dan Enak dengan Slim&Fit


Langsing Kembali secara Sehat, Mudah dan Enak dengan Slim&Fit -- Hayooo ... siapa ibu-ibu yang merindukan body langsing saat seperti masih single? ^^

Jadi endutz pasca melahirkan itu biasa banget ya Mams, ini tampaknya jadi masalah kebanyakan para ibu baru di luar sana, dan di dalam sini ... aku juga sama hehehe. Berdasarkan dua kali pengalaman melahirkan anak pertama dan kedua dulu, berat badanku tetap di kisaran 65 kilo bahkan setelah masa menyusui selesai. Apakah aku over weight? Ngga juga sih. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan kalkulator Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index), dengan berat badan 65 kilogram dan tinggi badan 168 cm, skor IMT-ku adalah 23.03. skor IMT-ku masuk ke kategori sedikiiiit di atas normal. Masih alhamdulillah hehehe ...

Bagaimana cara menghitung IMT?

IMT = berat badan (kg) : tinggi badan kuadrat (m2)


Perlu diketahui bahwa kategori IMT untuk perempuan adalah :
< 17     Kurus
17 - 23 Normal
23 - 27 Kegemukan
> 27     Obesitas

Sementara kategori IMT untuk laki-laki adalah:
< 18     Kurus
18 - 25 Normal
25 - 27 Kegemukan
> 27     Obesitas
(menurut www.depkes.go.id)

Nah, jadi berat badanku ini sebenarnya masih baik kan, tapi etapi ... kenapa ya kok di bagian tengah tubuh alias di perut, ada tumpukan lemak yang menggelambir?

Yah Mam, perut menggelambir mah biasa atuh buat ibu yang punya anak, apalagi, makin banyak anaknya, makin banyak deh tambahan 'ban dalam'-nya ...

Eww ... pemakluman di atas tidak mau kuberlakukan untukku yaa hihihi ... Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa perut buncit atau obesitas sentral adalah indikasi yang sangat nyata akan adanya risiko kesehatan.

Apa saja risiko kesehatan obesitas sentral?

  • Orang dengan perut buncit memiliki risiko kematian lebih tinggi dibanding orang dengan obesitas biasa.
  • Penelitian oleh Boggsyang menunjukkan bahwa perempuan dengan perut buncit meningkatkan risiko kematian dini meski IMT nya normal.
  • Bukan hanya risiko penyakit jantung yang dihadapi oleh para pemilik tumpukan lemak berlebih di perut ini. Untuk kaum lelaki, perut buncit dapat membuat mereka memiliki masalah ereksi ... ieww ...
  • Perut buncit penuh lemak meningkatkan risiko penimbunan lemak dalam pembuluh darah

Eits, tunggu dulu. Seberapa besar sih ukuran perut yang bisa dikategorikan buncit secara tidak sehat? Caranya adalah dengan mengukur lingkaran perut (pita pengukur diletakkan tepat di bawah ruas rusuk terakhir dan di atas pusar. Batas normal untuk lak-laki adalah 90cm dan untuk perempuan 80cm.

Nah, saat aku hamil anak ketiga, aku tertantang untuk membuktikan kepada diri sendiri dan orang lain bahwa aku bisa lho kembali langsing pasca melahirkan. Kembali ke berat awal sebelum hamil, tanpa perut buncit.

Bisakah?

Ahaha ... ibu-ibu beranak tiga, tinggal di rumah aja, pasti bakalan jadi buletz ... *diiringi tawa kejam nan sinis ...

Hadeuuhh... aku sih ngga mau lah jadi buletz.

Jadi bagaimana ya caranya supaya berat badanku setelah melahirkan kembali ke normal, syukur-syukur dengan lingkar perut yang juga sesuai ketentuan alias maksimum 80cm?

Take note ya bahwa aku punya bayi dan adalah ibu rumah tangga tanpa ART jadi semua tugas rumah tangga aku yang kerjakan sendiri. Kondisi ini sebenarnya ada plusnya untuk program diet yang ingin kupilih. Dengan mengurus sendiri bayi dan urusan rumah tangga, aku mengeluarkan banyak tenaga dan pikiran yang secara otomatis membakar kalori yang banyak kuasup untuk memenuhi kebutuhan gizi aku dan bayiku.

Jadi pada saat ini di usia bayiku yang menginjak 2 tahun, berat badan bundanya dalah 58 kilogram dengan lingkar pinggang 84 cm.

Skor IMT-ku sekarang? 20.5
Kategori? Normal, tapi jauh dong di bawah berat badanku pasca kelahiran anak kedua. Bahkan jauh di bawah berat badanku sebelum kehamilan anak ketiga.

Suatu pencapaian? Iya dong. 
Eh gimana sih caranya supaya bisa selangsing itu, Mam? Ahaha.... *tawa misterius penuh kebanggaan alias sombong ... wkwkwk

Seperti yang sudah kukatakan tadi, posisiku sebagai ibu yang punya bayi (sehingga di bulan-bulan pertama setelah kelahiran aku banyak begadang) dan aku sebagai ibu rumah tangga tanpa ART (sehingga aku yang harus beberes rumah sendiri) berkontribusi banyak terhadap penurunan berat badan yang cepat.

Di awal-awal masa setelah melahirkan, bisa dibilang aku tidak melakukan diet apapun kecuali mengendalikan asupan nasi di setiap piring. Aku makan hampir lima kali sehari lho, tapi hanya dengan 3 sendok nasi di setiap kali makan, semangkuk sayur dan sepotong daging ayam, sapi atau ikan. Itu pun masih ditambah dengan selingan snack dan buah. Aku minum air putih minimal 3 liter setiap harinya. Jika setelah semua itu, masih merasa lapar, ya makan lagi saja ^^

Tapi bayiku kan semakin lama semakin besar, konsumsi ASI nya pun semakin lama semakin sedikit seiring dengan MPASI yang semakin besar porsinya. Bayiku pun tidak selamanya menuntutku untuk banyak begadang. Pekerjaan rumah tangga pun ada waktunya untuk selesai dikerjakan. Semakin bayi besar, semakin banyak waktu luang yang bisa diciptakan untuk diri sendiri, dan jika asupan kalori tetap saja sama dengan dengan saat menyusui di bulan-bulan awal pasca kelahiran, maka tubuh sang ibu akan membesar. Itu pasti.

Jadi harus bagaimana?

Lakukan pengaturan pola makan yang sesuai, lakukan diet. Minum Slim&Fit.

Susu diet Slim&Fit
Yep, di usia bayiku kini 2 tahun, dia melepas ketergantungannya pada ASI-ku. Ini adalah saat yang tepat bagiku untuk mulai fokus pada diet untukku sendiri.

Catat yaa ... aku mengonsumsi Slim&Fit setelah menyapih anakku ^^ Mengapa? Karena Slim&Fit menggunakan pemanis buatan 0 kalori, dan ini tidak dianjurkan untuk ibu yang masih menyusui. Ada keterangannya kok di kemasannya ^^

Nah, jadi aku mulai mengurangi frekuensi makan menjadi 3 kali sehari, tetap mengonsumsi 3 liter air putih setiap harinya, dan lebih memperbanyak asupan serat. Sulitkah? Awalnya sih begitu. Dari yang makan sesukanya setiap kali lapar melanda, menjadi hanya 3 kali makan berat saja setiap harinya, whewww....

Tapi aku kembalikan pada komitmen awal bahwa aku ingin sehat! Aku tidak mau perut buncit! Dengan bantuan susu Slim&Fit, aku bisa menghilangkan satu porsi makan dan tetap kenyang! Wow, kan!

Satu kotak Slim&Fit terdiri dari enam sachet yang masing-masing dapat diseduh untuk jadi satu porsi saji. Praktis bukan? Tidak perlu lagi disendok-sendok hehehe ... Bisa juga dibawa bepergian, tinggal masukan sachet-nya ke dalam tas. Simple!

Slim&Fit rasa cokelat

Slim&Fit rasa vanila
Aku merasa bahwa mengonsumsi Slim&Fit adalah cara yang aman dan menyenangkan untuk diet. Kenapa? Karena aku bukan tipe orang yang bisa mengikuti diet yang super ketat dan penuh aturan, apalagi aku memang belum bisa meninggalkan karbo sama sekali. Ngga rela hehehe ... .

Apa lagi kelebihan Slim&Fit? Ada banyak lho ternyata:
  •  Slim&Fit membuatku kenyang lebih lama. Kok bisa? Karena susu Slim&Fit tinggi protein, tinggi serat dan mengandung karbohidrat lepas lambat isomaltulosa. Kandungan proteinnya yang tinggi bisa untuk mengencangkan otot juga jika diiringi dengan olah raga yang tepat.
  • Susu Slim&Fit rendah lemak dan gula, 50% lebih rendah dari susu diet sejenisnya.
  • Susu Slim&Fit tinggi kandungan kalsiumnya, setara dengan susu tinggi kalsium lainnya.
  • Kandungan kalori dalam susu Slim&Fit terkontrol, sebesar 200 kkal/saji.
  • Ada banyak testimoni positif yang menyatakan bahwa konsumen Slim&Fit dapat menurunkan berat badan 1 kg/minggu bahkan hingga 4-6 kg dalam sebulan jika Slim&Fit diminum sesuai aturan.
Bagaimana cara mengonsumsi susu Slim&Fit?
  • Larutkan satu sachet Slim&Fit ke dalam 200 mL air hangat.
  • Aduk rata dan susu Slim&Fit siap disajikan
Segelas Slim&Fit untuk pengganti makan malam
Aku mengonsumsi susu Slim&Fit satu kali di waktu malam, sebagai pengganti makan malam. Jika masih merasa lapar, tapi ini jarang sekali terjadi, konsumsi sayur dan buah-buahan jadi pilihan untuk mengatasi rasa lapar itu. 

Nah, diet akan lebih optimal terasa hasilnya jika dibarengi oleh olah raga. Karena aku belum bisa melakukan olah raga berat, aku memilih olah raga ringan yaitu senam nifas dan kegel yang memang rutin kulakukan sejak selepas melahirkan. Dan karena aku ingin fokus untuk mengurangi lingkar perut yang masih di atas 80cm, aku juga serutin mungkin berusaha untuk melakukan sit-up sebanyak 10 kali setiap bangun tidur di pagi hari.

Bagaimana hasilnya? Lingkar perutku turun 1 cm dalam satu minggu! Yeay hahaha... 
Berat badan turun sebanyak 0,5 kilo, tapi tidak apa-apa. Aku tidak merasa perlu terburu-buru menurunkan berat badan. Slow but sure, itu prinsipku ^^

Kalian tertarik untuk ikut coba caraku menurunkan lingkar perut dan berat badan? Ayo coba susu Slim&Fit ini! Yang rasa cokelatnya enak lho, dan beneran bikin kenyang! 

Di mana bisa membeli susu Slim&Fit?

Kalian bisa dapatkan di KALBE Store www.kalbestore.com. Daaann ... asyiknya nih ya, kalian bisa dapat diskon 20% untuk pembelian minimal 3 boks susu Slim&Fit varian rasa apa saja jika kalian menggunakan unique code astrid20. Jadi lebih hemat kaaan? ^^


Kalau kalian ingin tahu lebih banyak tentang produk ini, silakan berkunjung ke 

IG Slim&Fit : @slimfitid
FB Slim&Fit : facebook.com/SlimandFitDietSolution
Website : slimandfit.co.id
Kalbe Store : www.kalbestore.com

Ayo jangan ragu untuk jadi lebih langsing dengan cara yang sehat, mudah dan enak, dengan Slim&Fit!


***

Tulisan ini dibuat untuk keperluan lomba Slim&Fit bekerja sama dengan Blogger Perempuan

Referensi tulisan: 

https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/kegemukan-vs-berat-normal-tapi-perut-buncit-mana-yang-lebih-berbahaya/

www.depkes.go.id

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/cara-menghitung-indeks-massa-tubuh-body-mass-index/

3 comments: