Saturday, October 10, 2020

Ayo Lestarikan Hutan lewat Adopsi Hutan!

Everybody wants to stand in the shade, but no one wants to plant a tree - anonim.

Pernah dengar tentang quote di atas? Eh, aku bisa nambahin lho. Semua orang ingin menghirup udara segar, tetapi tidak mau menanam pohon. Semua tidak ingin banjir dan longsor, tetapi hutan dibuka dan diubah menjadi vila. Uhukk ...     

Jika satu pohon saja sedemikian artinya, terlebih lagi suatu hutan. Terlebih lagi hutan Indonesia. Semua tahu bahwa hutan sangat penting bagi kehidupan manusia. Namun pertanyaan besarnya adalah, apakah kita sudah melakukan tindakan nyata untuk membantu pelestarian hutan? 

Hutan Itu Indonesia x Blogger Perempuan Indonesia

Hutan Itu Indonesia adalah gerakan terbuka yang percaya akan pesan-pesan positif untuk menumbuhkan rasa cinta pada hutan yang ada di Indonesia, yang sangat berpengaruh pada kehidupan kita.

Blogger Perempuan Network adalah platform digital seluruh blogger perempuan di Indonesia, tempat untuk saling belajar, berbagi, menginspirasi satu sama lain melalui konten-konten yang ada di dalamnya. Komunitas ini berkembang sangat pesat dari tahun 2015 hingga menjadi komunitas blogger terbesar di Indonesia. 

Melestarikan Hutan lewat Adopsi Hutan

Apa sih Adopsi Hutan

Adopsi di sini artinya adalah saling membantu dana donasi untuk membantu penjagaan suatu kawasan hutan yang dikelola oleh masyarakat atau juga penjaga hutan yang ada di kawasan tersebut. Adopsi Hutan dilakukan dengan mengadopsi pohon, flora, fauna dan masyarakat dan penjaga hutannya. Dengan demikian, kita ikut mengapresiasi kehidupan yang ada di dalamnya. 

Kehidupan mayarakat rimba atau masyarakat adat telah berkembang selama ribuan tahun di dalam hutan, menjaga hutan dengan arif, memelihara pohon-pohon di sekitar mereka. Hutan Itu Indonesia berkolaborasi dengan kelompok penjaga hutan dan mensosialisasikan aksi Adopsi Hutan. Ini adalah contoh tindakan nyata tindakan melindungi hutan dan keanekaragaman hayatinya.

Apa saja yang sudah dilakukan Hutan Itu Indonesia sejak tahun 2016 sampai tahun 2019?

Hutan Itu Indonesia sudah membentuk kumpulan dana sebesar Rp640.900.000,00 dalam upaya konservasi dan restorasi 14 hutan hujan tropis bersama lembaga-lembaga pengelolaan Adopsi Pohon seperti WWF, KKI-Warsi, dan ASRI.

Online Blogger Gathering - Melestarikan Hutan lewat Adopsi Hutan 

Diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Hutan Itu Indonesia di tanggal 2 Oktober 2020, pukul 14.00-16.00.

Ah, kalau aku bilang kelasnya 'hanya' menarik, kok rasanya kurang ya. Yang tepat adalah, kelasnya menarik, informatif, sangat memperluas wawasan dan dibawakan dengan serius tapi santai. Waktu dua jam tak terasa berlalu begitu saja.  Belum lagi ice-breaking berupa permainan-permainan seru yang bikin mata dan pikiran tetap segar. 


Aku mengikuti Online Blogger Gathering HIIxBPN

MC Rian Ibram membawakan acara dengan asyik 

Dibuka oleh MC. Ryan Ibram, acara dimulai dengan permainan menghitung jumlah flora, fauna dan manusia di hutan. Seru banget! Secara tidak langsung, peserta juga diperkenalkan kepada fakta bawah hutan Indonesia tidak lepas dari interaksi ketiga makhluk hidup tersebut.

Ada tiga narasumber di acara webinar kali ini yaitu:

  • Mas Christian Natalie, Program Manajer Hutan Itu Indonesia
  • Mas Irham Hudaya Yunardi dari Forum Konservasi Leuser
  • Mbak Satya Winnie, influencer blogger 

Acara dimulai dengan tayangan video tentang aktivitas penjaga hutan di Air Tenam, di perbatasan Bengkulu dan Sumatera Selatan. Para penjaga hutan ini meluncurkan Aksi Pohon Asuh yang digagas oleh KKI-WARSI dan masyarakat lokal dalam melindungi hutan dari berbagai ancaman deforestasi.

Launching pohon asuh di Hutan kemasyarakatan Air Tenam. 

Menjaga pohon untuk tetap tegak penting untuk juga menjaga fungsi ekologisnya. Harapannya, dengan adanya pohon asuh ini, para pihak yang peduli dengan hutan dapat berpartisipasi dengan mengasuh pohon.

Ahmad Sofyan dari KPH Bengkulu Selatan juga berharap bahwa dengan adanya pohon asuh ini, hutan tetap terjaga, masyarakat bisa menjaga hutan dan manfaatnya adalah tercapainya kesejahteraan masyarakat.

Hasan Apede, tokoh masyarakat di desa sekitar Air Tenam, mengharapkan utamanya, pemerintah dan masyarakat bersama dan berkomitmen kuat menjaga hutan, karena hutan adalah penyangga kehidupan, yang tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masyarakat sehari-hari. 

Hutan terutama dijaga agar tidak terjadi erosi yang menyebabkan longsor. Sumber listrik masyarakat desa juga berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro yang menggunakan tenaga air sungai sebagai penggeraknya. Air sungainya berasal dari hutan. Jika tidak ada hutan, maka tidak ada air, tidak ada sungai dan pada akhirnya tidak akan ada listrik bagi masyarakat.

Masyarakat desa di sekitar hutan Air Tenam yang 95%-nya adalah petani sawah, tentu sangat mengandalkan keberadaan air dari hutan. Jika air dari hutan kotor, maka padi akan berulat. Jika air dari hutan bersih, maka padi akan tumbuh dengan baik. 

Dari video yang ditayangkan dan kesaksian masyarakat yang tinggal di sekitar hutan Air Tenam, jelas nyata betapa berharganya arti hutan. Pelestarian hutan patut terus dilakukan agar hutan tetap terjaga dan kehidupan masyarakat tetap dapat berjalan.

Kondisi Hutan Indonesia

Christian Natoli atau yang akrab dipanggil Mas Tian, menjelaskan bahwa Hutan Itu Indonesia ingin membangun kampanye dan narasi hutan ke masyarakat kota. Hutan Itu Indonesia juga ingin membahas hutan dari sisi positif yaitu misalnya kekayaan hayatinya. 

Christian Natalie, Manajer Program Hutan Itu Indonesia

Namun Mas Tian juga tidak memungkiri, bahwa hutan Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Kebakaran hutan dan lahan, banjir, longsor, berdampak langsung kepada manusia. Karena itu, kita tidak boleh diam-diam saja. Kita harus bergerak, minimalnya mengampanyekan hal-hal atau aksi-aksi yang dapat kita lakukan. Blogger dapat melakukannya lewat menyajikan tulisan yang berisi data, fakta atau opini. Hutan Itu Indonesia mencoba menceritakan apa yang dapat dilakukan, terutama oleh orang-orang kota yang tinggal jauh dari hutan.

Orang kota harus berjalan jauh ke hutan, melakukan usaha-usaha untuk dapat benar-benar mencapai hutan. Pun demikian, tidak semua orang yang tinggal di kota juga dapat melakukannya. Adalah suatu hak istimewa untuk dapat pergi ke hutan. Karena tidak biasa melihat hutan, bisa jadi mereka tidak mencintai hutan. Karena itu Hutan Itu Indonesia menceritakan tentang hutan agar kondisi ini dapat diperbaiki. Dan blogger ikut serta dengan menceritakan hal ini lewat tulisan.

Hutan di Indonesia, faktanya terus berkurang. Dampaknya dapat dirasakan melalui suhu yang semakin tinggi, iklim yang semakin tak terduga, atau bencana banjir yang melanda kota karena hutan di kota sebelahnya berkurang.

Namun tetap saja, hutan Indonesia itu masih ada dan masih luas. Luasnya saat ini kurang lebih 4x luas negara Jepang. Hutan Indonesia masih ada di peringkat ke-3 hutan hujan tropis terluas di dunia, setelah Brazil dan Kongo. Hal-hal ini memperkuat optimisme dan rasa cinta kita kepada hutan Indonesia, karena pondasi dasar aksi melestarikan hutan sebaiknya dibangun atas rasa cinta, agar dampaknya lebih berkelanjutan. 

Blogger dapat melibatkan diri dalam aksi Adopsi Hutan karena

1. Aksi Adopsi Hutan ini sendiri belum banyak diketahui oleh masyarakat luas. Kampanye narasi oleh blogger memberi jalan agar masyarakat menjadi tahu.

2. Fokus di solusi dan aksi yang dapat kita lakukan. Kita tidak bisa acuh akan keadaan yang terjadi pada hutan kita. Kita harus menawarkan aksi dan solusi.

Narasi Adopsi Hutan itu sendiri, baru belakangan ini diubah dari Adopsi Pohon karena hutan bukan hanya terdiri dari pohon melainkan juga fauna dan flora lainnya. Jadi sebenarnya ada berbagai jenis adopsi seperti Adopsi Rangkong dan Adopsi Gajah. Jadi Adopsi Hutan sederhananya seperti kita memiliki pohon, hewan atau flora asuh. Hutan Itu Indonesia mengumpulkan dana atau donasi yang lalu akan dikirimkan ke pengelola hutan setempat, misalnya Lembaga Swadaya Masyarakat atau organisasi seperti Forum Konservasi Leuser.

Organisasi-organisasi penjaga hutan tersebut bekerja sama dengan masyarakat. Karena tantangan terbesar sebenarnya berasal dari masyarakat yang bisa jadi merambah hutan. Hal ini terjadi sejak masa reformasi di tahun 1998-an.  

Menariknya, dari obrolan antara Hutan Itu Indonesia dan kawan-kawan yang ada di lokasi dekat hutan, selama pandemi Covid-19 ini, tantangan untuk menjaga hutan semakin meningkat. Karena berbagai pihak seperti kepolisian, Dinas Lingkungan Hidup atau Dinas Kehutanan mengarahkan fokus pada pandemi, membuat illegal loggers beraksi saat para penjaga hutan itu lengah. 

Maka salah satu manfaat dana yang dikumpulkan lewat kampanye Adopsi Hutan salah satunya adalah untuk kebutuhan operasional patroli hutan. 

Mas Tian juga mengungkapkan bahwa hutan Leuser adalah satu contoh istimewa hutan hujan tropis Indonesia yang tidak dimiliki negara lain ada. Hutan Leuser adalah satu-satunya hutan di dunia yang memiliki empat mega fauna yaitu gajah, badak, harimau sumatera dan orangutan. Hutan hujan tropis Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia, setelah Brazi dengan hutan Amazon-nya. 

Duh, berkaca-kaca ngga sih aku, sebagai seorang blogger, ternyata dapat memberikan aksi nyata melalui berbagi tulisan tentang Adopsi Hutan. Semoga, usaha kecilku ini dapat memberi dampak dan benar-benar dapat menginspirasi pembaca ... aamiin.

Forum Konservasi Leuser 

Mas Irham Hudaya dari Forum Konservasi Leuser juga sepakat dengan pendapat Mas Tian bahwa pembalakan liar atau illegal loggings lebih banyak terjadi di masa pandemi.

Irham Hudaya Yunardi dari Forum Konservasi Leuser

Forum Konservasi Leuser adalah salah satu dari lembaga yang mendapatkan manfaat dari Hutan Itu Indonesia. Program Adopsi Hutan ini sendiri baru yang pertama kalinya dijalankan oleh forum ini, dan program dilaksanakan di Stasiun Penelitian Soraya, di wilayah barat ekosistem Leuser. 

Wilayah barat Leuser terdiri dari area hutan yang masih besar dan terlindungi. Wilayah Leuser memiliki segala jenis dataran, yaitu dataran rendah, pegunungan dan hutan gambut, sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dan menjadi kawasan penyangga Taman Nasional Gunung Leuser. Selain empat mega fauna, ada juga fauna istimewa lain seperti burung rangkong dan beruang madu. Ada juga flora eksotis seperti bunga bangkai dan bunga raflesia. 



Dua kegiatan perlindungan hutan yang dilakukan oleh Forum Konservasi Leuser adalah:

Patroli Ranger
2 Tim Ranger dari Forum Konservasi Leuser aktif melakukan patroli di hutan Soraya setiap bulannya untuk melindungi kawasan di sekitar stasiun, memusnahkan jerat dan mengumpulkan informasi tanda-tanda satwa.

Community Patrol Team Soraya
Forum Konservasi Leuser melatih dan bekerja sama dengan masyarakat desa Pasir Belo untuk membentuk Community Patrol Team atau Patroli Berbasis Masyarakat. Tim ini terdiri dari 6 anggota dan berpatroli selama 12 hari setiap bulannya untuk mengumpulkan informasi aktivitas ilegal kehutanan di bentangan sungai Alas.

Kita dapat memperoleh informasi lebih banyak tentang Forum Konservasi Leuser melalui media-media sosial berikut:
Email    : forumleuser@gmail.com
IG         :  @leuserconservationforum
FB        : Leuser Conservation Forum
Website    : leuserconservancy.or.id

Mas Irham juga sepakat bahwa blogger dapat ikut serta membantu pelestarian hutan dengan terlibat dalam aksi-aksi kecil seperti menuliskan tentang hutan. Sangat penting untuk menuliskan hal-hal positif tentang hutan karena bisa menjadi inspirasi dan motivasi untuk pihak lain agar melindungi dan minimalnya mencintai hutan. Cerita-cerita positif dan sharing tentang aksi dan solusi dapat menjadi penyeimbang bagi cerita-cerita negatif tentang hutan yang selama ini ada di masyarakat.

Setelah Mas Irham, ada influencer blogger Mbak Satya Winnie yang menceritakan pengalamannya selama berkunjung ke hutan Leuser.

Mbak Satya Winnie dengan humble menyatakan bahwa dirinya adalah seorang blogger yang suka menulis dan memotret dengan niche travel ke alam seperti ke gunung, ke laut, ke sungai atau gua. Mbak Satya juga senang berbagi di blog, instagram atau berbagai platform media sosial lain. Didukung oleh latar belakang pecinta alam Universitas Indonesia, sampai kini Mbak Satya masih melanjutkan kegiatan kesukaannya ini.

Satya Winnie, influencer blogger niche travel

Mbak Satya berharap dengan adanya kompetisi blog tentang hutan yang telah diikuti oleh member Blogger Perempuan Network, kesadaran masyarakat tentang hutan akan lebih terasah. Mbak Satya juga sangat suka saat diajak berbincang tentang hutan karena hutan adalah tempat favoritnya untuk berdiam. 

Mbak Satya telah menjejakkan kaki ke Leuser tiga kali. Sekali bersama Mas Irham dan dua kali atas keinginan sendiri. Leuser sendiri adalah kawasan hutan tropis favorit Mbak Satya di Indonesia. Menurut Mbak Satya, Leuser adalah suatu 'paket komplit', karena ada sumber air panas, sungai, dan fauna yang unik serta eksotis. 

Uniknya lagi, berbeda dengan berkunjung ke tempat wisata biasa, ada norma-norma yang harus diikuti saat berkunjung ke hutan, karena Mbak Satya dengan sadar menempatkan diri sebagai pengunjung. 

Mbak Satya juga berharap melalui acara gathering ini kita semua dapat fokus pada kekuatan yang kita miliki sebagai sesama blogger, yaitu untuk berbagi informasi lewat tulisan atau foto. 

Desa Ketambe di Aceh Tenggara, pintu masuk ke kawasan ekowisata Leuser

Desa Ketambe jadi pintu masuk favorit karena secara fasilitas sudah cukup memadai untuk menerima wisatawan asing maupun domestik. Warga desanya pun ramah dan selalu tersenyum menyambut pendatang. 

Mbak Satya juga mengingatkan kami, jika suatu saat berkesempatan untuk melakukan perjalanan ke Leuser, untuk menggunakan pemandu dari desa setempat, karena hal ini akan mendukung pemberdayaan masyarakat setempat.

Hutan benar-benar adalah sumber kehidupan. Udara bersih yang kita hirup, air bersih yang kita minum, tanaman yang kita makan, semua berasal dari hutan. Jika ke hutan, Mbak Satya tak pernah melewati kesempatan untuk mengambil air dari sungai dan mata air lalu minum dari tangannya sendiri sebagai bentuk syukur karena Indonesia masih memiliki hutan yang luas dan bagus. 

Keanekaragaman hayati di ekosistem Leuser


Di atas adalah beberapa jenis flora dan fauna yang dapat ditemui di hutan Leuser. Mbak Satya memgingatkan untuk tidak memberi makan hewan liar. Lebih jauh, Mbak Satya memberi tahu kisi-kisi perilaku yang harus diindahkan saat bertemu hewan liar di hutan, misalnya:
  • tidak berisik dan heboh
  • tidak memfoto menggunakan lampu kilat
  • tidak terburu-buru mengambil kamera dari tas
Luas wilayah konservasi Leuser adalah 2,6 juta hektar dan terdiri dari keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi. Ekowisata Leuser juga menyediakan paket river camp di mana wisatawan dapat tidur di tenda di tepi sungai, mandi di sungai dan mancing atau menangkap ikan untuk dibakar. Waktu yang ditawarkan bervariasi mulai dari 2 hari 2 malam sampai 4 hari 3 malam dengan harga paket berkisar dari sekitar Rp700.000,00 - Rp3.000.000,00. Jalurnya pun tak sesulit mendaki gunung yang mendaki terus sampai ke puncak. 

Jalur kemping di hutan Leuser relatif landai sehingga kita dapat lebih memusatkan perhatian kepada keindahan alam sekitar. Malah menurut Mbak Windy, jalan-jalan ke hutan Leuser ini cocok juga untuk dilakukan oleh keluarga dengan anak-anak, selama anak tersebut sudah paham bagaimana berperilaku dengan baik di dalam hutan. Malah, anak-anak seharusnya diperkenalkan dengan hewan-hewan di habitat yang sebenarnya, bukan di kebun binatang atau di akuarium.

Untuk mencapai Desa Ketambe, Mbak Satya menyarankan untuk masuk lewat kota Medan. Kadang ada pesawat yang terbang sampai ke Kutacane di Aceh Tenggara, kota kecil yang paling dekat ke Desa Ketambe. Atau jika naik pesawat ke Medan, maka dapat lanjut dengan perjalanan darat sekitar 7 jam yang lebih singkat dari perjalana 13 jam dari Banda Aceh.

Dan aku pun terkagum-kagum mendengarkan dan menyaksikan catatan perjalanan Mbak Satya.

Menarik sekali yaa ....

Setelah pemaparan dari narasumber, acara dilanjutkan ke sesi tanya jawab. 

Pertanyaan 1.

Mbak Ira Duniabiza: Apa yang terjadi setelah masa Adopsi Pohon habis (misalnya 1 tahun)? Apakah harus dilanjutkan oleh kita atau ada tindakan lain?

Jawab (Mas Tian) : Dana Adopsi Pohon ini adalah salah satu arus pemasukan untuk teman-teman di lapangan, dan bukan satu-satunya. Jika masa adopsi telah habis, maka teman-teman di lapangan mencari arus pemasukan lain seperti donor, sponsor dan lainnya. Pengadopsi memang kadang ada kadang tidak ada. Maka dari itu, dana Adopsi Pohon dikompilasikan untuk keperluan adopsi selamanya. Misalnya, FKL membutuhkan dana 6 juta per bulan atau 72 juta pertahun untuk operasional Stasiun Soraya. Hutan Itu Indonesia membantu mengumpulkan dana itu lewat satu saja dulu program yaitu Adopsi Hutan ini. Jadi ada pula pengumpulan-pengumpulan dana lainnya. 

Selain Adopsi Pohon, ada pula Adopsi Bibit, di mana pengasuh mendanai penanaman pohon dari bibit hingga dewasa. Ini dilakukan untuk lahan gundul yang direstorasi. Untuk adopsi ini, dibutuhkan biaya yang lebih besar. Tetapi pada intinya sama saja. Meski dana adopsi telah habis, pohon akan tetap ada agar hutan tetap lestari.

Pertanyaan 2.

Mbak Nurhilmiyah : Melihat banyaknya yang telah dilakukan oleh Hutan Itu Indonesia dan Forum Konservasi Leuser, adalah dukungan dari pemerintah baik Pemerintah Sumatera Utara maupun Aceh terhadap 

Jawab (Mas Irham) :  Forum Konservasi Leuser bergeraknya di kawasan ekosistem Leuser bagian Aceh, dan semua kegiatannya dilakukan bekerja sama dengan Pemerintah Aceh. Ranger, stasiun penelitaian dan restorasi semuanya dilakukan bergandengan tangan dengan instansi-instansi pemerintah seperti ranger dari pemerintah dan Dinas Lingkungan Hidup. Jadi Forum Konservasi Leuser bergerak sebagai mitra pemerintah yang terlibat dalam kegiatan perlindungan lingkungan dan hutan. FKL berharap kerja sama ini berjalan kontinyu dan dapat terus mendukung upaya-upaya pemerintah khususnya pemerintah Aceh.

Pertanyaan 3

Mbak Renny Novita: Program Adopsi Hutan adalah program call to action-nya Hutan Itu Indonesia untuk Hari Hutan Indonesia tahun ini. Untuk tahun depan, apakah program call to action-nya akan sama atau berbeda?

Jawab (Mas Tian) : Program Adopsi Hutan telah dikampanyekan sejak Hutan Itu Indonesia berdiri di tahun 2016, yang terinspirasi oleh program serupa bernama Pohon Asuh yang dilakukan oleh teman-teman di KKI-WARSI di tayangan video di awal webinar. Betul bahwa pada Hari Hutan Indonesia 7 Agustus lalu, bersama sekitar 140-an organisasi lain menyepakati bahwa memang kampanye dan narasi diperlukan, tetapi yang lebih penting adalah dampak yang secara langsung diterima oleh masyarakat yang hidup di sekitar hutan. Karena adanya pandemi, Hutan Itu Indonesia tidak dapat mengajak masyarakat untuk langsung ke hutan, tetapi penggalangan dana diharapkan dapat membantu, yang pada akhirnya dana tersebut akan diserahkan ke organisasi yang membantu menjaga kelestarian hutan. Ke depannya, program Adopsi Hutan akan terus dijalankan setiap tahunnya.

Pertanyaan 4.

Mas Alfie:  Hutan banyak ditebang untuk diganti oleh kelapa sawit, adakah data hutan yang sudah ditebang dan digantikan oleh perkebunan sawit dan paling besar di mana, apakah di Ketambe juga ada? 

Jawab (Mbak Satya): Pembahasan tentang kelapa sawit akan panjang karena kelapa sawit ini seperti pisau bermata dua. Kelapa sawit memang memiliki sisi jahat, tetapi juga memiliki sisi positif. Yang jelas, perkebunan kelapa sawit di Leuser tetap lebih banyak di wilayah Sumatera Utara. Diharapkan juga, saat nanti telah diperbaiki sistemnya, tidak akan ada lagi kebun-kebun kelapa sawit ilegal. Semoga suara-suara lewat tulisan para blogger didengar oleh pemerintah terutama pemerintah provinsi Sumatera Utara, dan semoga program Adopsi Hutan tetap berjalan selamanya. Dengan adanya sense of belonging, kita akan lebih mau menjaga hutan Indonesia. Adalah penting juga saat berjuang untuk hutan, kita tidak hanya membawa emosi semata. Kita juga harus banyak belajar dan membaca. Sehingga saat kita berbicara, kita tidak dianggap tong kosong. 

Petanyaan 5.

Teh Rina: Kepada Mas Irham - Menurut seorang sahabat, sumber kerusakan hutan adalah pertanian. Sejauh mana pertanian berpengaruh pada hutan Leuser? Kepada Mbak Satya - Apakah jalan-jalan ke hutan membutuhkan pemandu untuk tahu tentang macam-macam flora dan fauna di dalamnya?

Jawab (Mas Irham): Memang benar bahwa masyarakat sekitar hutan sangat bergantung kehidupannya pada aktivitas pertanian dan perkebunan. Tekanan ekonomi juga kadang memaksa masyarakat untuk membuka kawasan hutan untuk melakukan penanaman semusim untuk menambah pendapatan, terutama di masa pandemi yang sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat. Ini menjadi tugas Forum Konservasi Leuser untuk mengalihkan fokus sumber pendapatan masyarakat ke hasil hutan non kayu, seperti madu, rotan dan hasil hutan yang dapat dijadikan produk. Beberapa desa di Aceh Timur dan Aceh Tamiang didampingi untuk mendapatkan madu. Harga madu di Aceh saat ini berkisar di Rp120.000,00 hingga Rp150.000,00 per kilogram. Jadi Forum Konservasi Leuser memberikan solusi-solusi alternatif agar masyarakat tetap mendapat pemasukan tanpa merusak hutan.

Jawab (Mbak Satya): Salah satu cara menyelamatkan hutan adalah dengan mengubah kegiatan orang-orang desa dari pembalakan atau penebangan hutan sembarangan ke kegiatan pariwisata lokal terutama ecotourism. Ini juga yang sekarang sedang dilakukan oleh Forum Konservasi Leuser, mendampingi masyarakat untuk menjadi pemandu hutan karena dengan demikian mereka akan menjaga hutan karena hutan adalah sumber penghasilan mereka. Jika hutan tidak ada, tidak akan ada wisatawan yang datang dan menggunakan jasa mereka. Maka jika kita pergi ke sana, mari kita gunakan jasa mereka agar mereka merasakan benarnya yang dikatakan oleh lembaga-lembaga swadaya masyarakat bahwa dari pariwisata mereka bisa mendapatkan penghasilan dan mari kita jaga hutan. 

Ya ampuun, keren sekali kan materinya ya! *ikon mata berbintang-bintang.

Menjelang penghujung acara, MC Rian kembali menyegarkan pikiran audiens dengan sesi games tebak ikon. Lihat deh di bawah ini, betapa segarnya wajah para peserta webinar :)

Para peserta webinar Online Blogger Gathering HIIxBPN

Selanjutnya diumumkan pemenang lomba blog yang telah dilakukan denga tema Melestarikan Hutan lewat Adopsi Hutan, periode 1-31 Agustus 2020. Selamat untuk para pemenang, yaaa!

Juara I    : Nabila DP
Juara II  : Panji Gusti Akbar
Juara III : Fajar Laksana

Webinar ini, yang dapat ditonton di youtube pada link ini juga bertebaran hadiah. Dari kuis-kuis, pertanyaan terbaik, lomba tweet dan IG. Alhamdulillah, aku berhasil memenangkan salah satu kuis hehehe ... All in all, pengalaman mengikuti  webinar ini sangat mencerahkan dan memperluas wawasan. Semoga tulisanku ini pun, dapat memberi manfaat kepada pembaca. Terima kasih Hutan Itu Indonesia dan Blogger Perempuan Network









7 comments:

  1. Nampol banget kutipan di awal tulisan ya Mbak Astrid, banyak orang yang pengin dapat manfaat tapi jarang yang mau berbuat--termasuk menanam pohon untuk kebaikan masa depan. Online gathering-nya asyik banget, banyak ilmu dan tambah teman ya :)

    ReplyDelete
  2. tim rangernya keren bangeeet. Semoga banyak yang peduli dengan hutan meski tinggal diperkotaan ya kak, karena bisa menjaga hutan dengan cara Adopsi Hutan :)

    ReplyDelete
  3. Semoga masyarakat daerah saya juga semakin peduli terhadap hutan.

    ReplyDelete
  4. Hayu kita janjian main ke Leuser yuk mbak.
    Ngiler banget dengan keindahan habitat di dalamnya.
    Mungkin barengan dengan Blogger lainnya yang ikut online gathering hari itu.

    ReplyDelete
  5. Mbak Astrid aku baru tau lho kalo ada quotes yg di atas itu. Paling ngenes sih yg bangun-bangun villa di kawasan serapan air heuheuheu

    ReplyDelete
  6. Acaranya seru banget..sebagai blogger kita bisa bantu kampanye adopsi hutan via blog ya..

    ReplyDelete
  7. Mantapp penjelasan para narasumbernya ya.

    ReplyDelete