Wednesday, April 26, 2017

Gejala dan Cara Mengatasi Ruam Popok


Selamat datang musim panas, eh... musim kemarau! Walaupun di Bogor masih sering hujan sore-sore, tetapi kalau siang panasnya lumayan puolll... Yah, jemur baju jam 8 pagi, jam 1 siang udah bisa diangkat lah. Malam-malam di Bogor juga sudah mulai gerah nih...

Buat ibu yang punya bayi, setiap musim ada keuntungannya, dalam kaitannya dengan adanya bayi ya. Musim hujan itu cuaca adem, bayi ngga rewel kegerahan tetapi pipisnya banyak, hehe. Buat yang masih pakai mesin cuci dua tabung macam aku ini, yang hasil pengeringnya masih lembab, jemuran bisa jadi numpuk banget di musim hujan. Disposable diaper alias popok sekali pakai jadi penolong banget lah buat aku di musim hujan.


Nah, kalau sinar matahari sudah berlimpah macam sekarang-sekarang ini, ngga perlu khawatir lagi sama jemuran yang ngga kering. Etapi, bukan berarti ngga ada downside-nya juga buat bayi. Bayi gemuk macam Defai, jadi gampang keringetan. Tangannya merah-merah kena biang keringat. Kasian deh lihatnya :( Bukan itu aja, Defai juga kena ruam popok atau diaper rash, hiks...

Awalnya hanya kemerahan di pinggul belakang. Sayangnya aku koq ngga sadar ya kalau itu tuh tanda-tandanya ruam popok... huhuhu... Jujur, awalnya aku kira Defai ngga cocok dengan diapernya yang model ber-perekat. Aku ganti dengan yang model celana. Tetapi koq ngga hilang juga ya. Aku ganti merek diaper celananya. Eh, malah lama-kelamaan kemerahan itu menyebar ke bagian atas pantat (maaf) dan timbul bintik-bintik merah. Bintik-bintik ini gatal juga karena Defai suka menggaruk-garuk bagian sini. Defai tuh kalau menggaruk sepenuh hati gitu deh, sampai bunyi krauk-krauk-krauk gitu saking semangatnya. Tetapi Bundanya jadi sedih karena selesai nggaruk Defai pasti nangis karena pedih kali ya bekas garukannya... hiks...

Dan aku masih ngga nyadar juga! Duh, ibu macam apa aku ini! Defai suka goyang-goyang pinggul kalau lagi di dibaringkan di kasur. Lucu deh... hiks.,. padahal mah sebenernya dia tuh lagi gatel pinggang dan pantatnya dan goyang-goyang itu buat gantinya garuk-garuk huhuhu...

Bintik-bintik merah itu awalnya kecil, lama kelamaan menjadi besar dan berisi cairan kuning. Aku mulai panik. Defai semakin giat menggaruk. Bintik-bintik itu pecah dan menjadi luka terbuka. Adduhh...gimana iniii... >< ><

How come koq aku telat banget aware sama ruam popok ini. Aku langsung browsing dan cari-cari obat atau krim yang bagus untuk ruam popok. Krim yang bagus lumayan mahal ternyata yah. Tetapi koq ruamnya ngga sembuh-sembuh ya? Aku tanya-tanya tetangga yang juga punya bayi. "Lepas diaper!" itu yang pertama mereka sarankan. Haish.. lepas diaper berarti Defai pipis di mana-mana dong. Cucian banyak dong. Kasur bau ompol dong. Siap-siap ngepel lantai terus dong... hiks hiks... Tetapi mau bagaimana lagi, aku mau anakku sembuh, ngga garuk-garuk lagi.

Anyway, ada beberapa pelajaran yang bisa kupetik dari ruam popoknya Defai:

1. Selalu waspada terhadap kulit kemerahan

Jangan lengah kalau sudah muncul kemerahan di kulit bayi di sekitar diaper. Seingat aku, dua kakak Defai dulu juga ruam popok, tapi di bagian selangkangan. Mungkin karena itu aku pikir yang di pinggul belakang Defai itu bukan ruam. Tetapi ruam popok itu bisa muncul di area mana saja yang tertutup popok. Waspadai bayi-bayi gemuk, karena elastik diaper yang terlalu ngepas juga dapat mengiritasi kulit. Saat bayi terkena ruam, dan diaper masih harus dipakai misalnya saat bepergian atau di malam hari, gunakan diaper dengan ukuran yang sedikit lebih besar agar tidak terlalu banyak bergesekan dengan kulit bayi.

2. Jaga daerah sensitif bayi supaya tetap kering.

Sebisa mungkin sering-seringlah ganti diaper kalau sudah terkena pipis, jangan terbuai iklan "tahan berjam-jam menampung pipis". Ini masih jadi peer juga sih kalau malam. Kita kan ngga mau bayi (dan kita juga...heuu...) terganggu tidurnya karena popok kainnya basah ya. Yah, kalau malam sih masih jadi perkecualian lah, tetapi dari pagi sejak Defai bangun sampai waktunya tidur malam, aku selalu mengusahakan untuk sesedikit mungkin memakai diaper. Saat tidur siang pun, Defai ngga pakai diaper. Tempat tidurnya kualasi perlak saja. Ini bertujuan untuk membebaskan kulit bayi agar kering dan dapat bernapas. Keringat yang terjebak di dalam diaper akan membuat kulit lembab dan jadi mudah iritasi saat bergesekan dengan diaper. Saat ruam sudah terjadi, kulit yang basah karena keringat juga membuat ruam sulit sembuh.

Menurutku, mungkin ini juga sebabnya, popok kain 'lebih sehat' dibanding popok sekali pakai ya. Saat popok kain basah, bayi akan langsung memberitahu ibunya dengan tangisan karena dia merasa ngga nyaman. Ibunya juga bisa langsung tahu karena, yah, basah gitu lohh. Jadi popok kain akan langsung diganti dan bayi langsung kering lagi. Popok sekali pakai bisa berjam-jam dipakai tanpa diganti :(

Kalau memungkinkan, bisa juga kondisi lingkungan dijaga tetap sejuk supaya bayi tidak terlalu banyak berkeringat. Alias pakai AC hehe... tapi aku juga ngga pakai AC sih. Buka diaper di siang hari, sedikit kipas-kipas kalau gerah, dan lap keringat di badan bayi dengan lap basah lalu segera keringkan juga efektif mencegah ruam dan biang keringat.

3. Rajin gunting kuku bayi

Ruam itu bikin gatal. Bayi belum bisa di'kasi tau' cara menggaruk yang baik. Sedih rasanya lihat bayi garuk-garuk badannya yang gatal, lebih sedih lagi kalau setelah itu dia nangis dan kita lihat bekas garukannya jadi luka karena kuku bayi yang panjang dan tajam. Ibu-ibu pernah kan dikeremes wajahnya oleh bayi? Perih kan? Nah, gimana coba kalau kulit bayi yang tipis dan lembut itu, yang sudah kemerahan ditambah garukan pula?

Kuku bayi yang panjang juga berpotensi menyimpan kotoran. Apalagi kalau bayi sudah merangkak ke mana-mana. Kotoran bisa menyebabkan infeksi pada luka terbuka. Jadi jaga yaa kuku bayi kita tetap pendek dan bersih :)

4. Selalu sedia diaper cream

Segera gunakan krim untuk ruam popok jika menemukan kemerahan di sekitar area diaper bayi. Ada banyak diaper cream di jual bebas di apotik atau toko obat. Bunda-bunda sekalian tinggal pilih harga dan ukuran yang pas di kantong. Menurutku sih, diaper cream ini adalah salah satu must-have item buat ibu-ibu yang punya bayi, karena ruam popok ini adalah sesuatu yang umum terjadi pada bayi yang menggunakan diaper.

Bahan aktif diaper cream adalah Zinc oxide yang melindungi kulit bayi dari kemerahan dan iritasi. Diaper cream yang bagusan, mengandung bahan-bahan yang aman untuk kulit sensitif bayi, yang juga menjaga kelembaban dan menutrisi kulit bayi.

Semakin awal kita aware saat ada kemerahan di sekitar area diaper dan mengaplikasikan diaper cream, maka keadaan tidak akan bertambah parah. Kulit Defai sudah dalam keadaan parah, merah, dengan banyak bintik merah dan luka terbuka saat aku mulai lepas diaper dan mengaplikasikan krim. Proses penyembuhannya jadi lebih lama :'(
Setelah lepas diaper dan pemakaian diaper cream selama satu minggu,
ruamnya masih ada tetapi sudah jauh lebih baik lho dari kondisi awal
Sekarang sudah lewat dua minggu sejak aku membeli krim ruam popok dan melepas (sementara) disposable diaper Defai. Ruam Defai sekarang sudah jauh lebih baik. Tinggal titik-titik hitam bekas lukanya saja yang masih ada. Defai sudah tidak garuk-garuk dan goyang-goyang pinggul lagi. Aku masih memakaikan diaper cream setiap kali Defai ganti popok. Diaper sekali pakai hanya dipakai di waktu malam dan di siang hari Defai hanya memakai celana di alasi oleh popok kain.

Titik-titik hitam bekas ruamnya masih ada, tapi sudah tidak gatal lagi...
Ini setelah pemakaian diaper cream selama dua minggu.
Ternyata, saat Defai beralih dari fulltime diaper user ke part-time diaper user (ceilee bahasanya... :), keadaan tidak sesulit yang tadinya kubayangkan. Iya sih, cucian agak bertambah banyak, tapi ngga banyak bangettt. Yaa.. kadang Defai yang suka muter-muter kalau tidur suka pipis di luar wilayah perlak, tapi jarang koq. Aku jadi lebih sering pel lantai yang terkena pipis Defai. Aku tambah cape? Hey, that is the art of being a Mom! Enjoy it! :D

Bebas gatal karena ruam, Defai bisa tersenyum manis lagi :)
Apa teman-teman pernah mengalami hal yang sama seperti aku? Apa yang teman-teman lakukan, share yaaa :)

3 comments:

  1. Alhamdulilah anakku ketiga si baby gak kena ruam popok. Dari lahir pakainya Pampers premium. Jadi kayaknya dia cocok sama itu . Masalahnya cuma di harganya saja. Hihi...emak irit. Tapi duku 10 tahunan yang lalu anak pertamaku pernah juga ruam gini pas bayi . Cuma ga parah parah amat sih. Solusinya ya pakai popok kain. Trus pas dah sembuh ganti diapers lagi tapi beda merk.

    ReplyDelete
  2. Aku ganti ke diaper premium setelah Defai ruam... telat yah :( Sekarang Defai sudah baikan, aku pakai diaper yang bagusan walaupun ngga premium banget hehe... sama sih, mikirin harganya juga :)

    ReplyDelete
  3. kayanya anak ku pernah kena deh, ruam popok itu, sempat dibawa ke dsa juga dan diberi obat salep waktu itu, dulu jarang pakai diaper padahal

    ReplyDelete