Thursday, March 30, 2017

Menemukan Ayam Bakar Enak di Resto Ayam Pakuan


Suatu siang selepas acara di Cibinong Square, kami bergerak pulang ke Kebon Pedes melalui Jl Cikaret. Waktu itu hari Minggu, jam 1 siang. Perut lapar, belum sholat pula. Kami sudah menjanjikan kepada anak-anak untuk makan di luar. Sesekali menyervis mereka, dan kebetulan honor terjemahanku juga baru saja cair hehe...

Tengok ke kiri dan kanan Jl. Cikaret, koq rasa-rasanya tidak melihat ada tempat makan yang cocok di hati ya. Aku bertanya kepada suami, mau makan apa? Dijawab terserah. Tak lama si Ayah tanya, Bunda maunya apa? Kujawab, apa aja boleh. Tetapi aku ngga mau bakso, sarupaning mie, batagor, siomay atau 'makanan-makanan ringan'. Aku mau nasi. Sampai akhirnya kami masuk ke Jl. Setu Cikaret dan mulai putus asa, tidak ada rumah makan yang tampak asik gitchuu...



Mobil terus berjalan sampai ke Jl. Cipayung lalu Jl. Sukahati. Wah sudah masuk kota nih heuu.. pasti ada dong rumah makan di sekitaran sini. Mobil mulai bergerak pelan di sebelah kiri. Mata berpindah-pindah ke kiri dan kanan mencari rumah makan. Anak-anak sudah tertidur di kursi belakang. Defai bobo pulas di pangkuanku.

Kadang-kadang mobil-mobil lain mengular di belakang mobil kami. Aneh. Iya sih kami jalannya pelan, tapi kan di kiri jalan. Lalu kami percepat laju mobil beberapa saat lalu memelan lagi. Begitu terus sampai masuk ke Jl. Karadenan. Masih belum tampak tanda-tanda rumah makan yang didamba. Jiahhh... ini mah sebentar lagi sampai ke Vila, terus ke Talang lalu ke Kebon Pedes deh. Ini mah akhirnya makan di rumah aja deh judulnya, kupikir begitu saat tiba-tiba suami menunjuk Resto Ayam Pakuan di sebelah kiri. Aku langsung mengangguk.

Mobil berbelok masuk ke area parkir yang cukup luas, bisa menampung kira-kira 12 mobil. Di kiri kanannya masing-masing ada lima saung lesehan dan kami parkir di sebelah kanan, tepat di depan saung, bersebelahan dengan ruang utama resto.

Enak sekali selonjoran di saung, ditiup semilir angin...
Anak-anak senang dong, bangun tidur langsung sampai di rumah makan. Mereka berebut naik ke saung dan memilih spot untuk duduk. Pelayan datang dengan cepat dan memberikan lembaran menu. Selesai dengan pesanan, suami dan anak-anak sholat dhuhur di mushola resto. Karena aku sedang berhalangan dan menjaga Defai yang baru bangun tidur, aku tidak berkesempatan jalan-jalan dan melihat sendiri musholanya. Menurut suamiku, di sana disediakan mukena.

Defai segar setelah bobo di mobil, jadi mau diajak selfie dengan Bunda :)
Menu hidangan utama

Menu hidangan tambahan
Menu aneka minuman

Menu-menu lain dari Resto Ayam Pakuan

Menunggu makanan datang

Setelah menunggu sekitar 15 menit, pesanan kami datang. Ayam bakar, sop iga, karedok dan nasi putih. Defai mamamnya apa? Qiqiq... Defai masih terlalu kecil yaaa buat mamam ayam bakar dan karedok, jadi mamam bubur buatan Bunda aja yaaa :*


Yumm..

Yumm... yumm...
Ayam bakarnya enak. Ayamnya asli ayam kampung dengan rasa bumbu yang dominan manis gurih, meresap sampai ke dalam. Kami pesan yang satu ekor dipotong delapan, Bisa juga meminta untuk dipotong empat, tapi kalau dipotong empat terus anak-anak minta nambah, musti pesen ayam lagi dong... errr... potong delapan aja deh wkwkwk...

Karedoknya juga enak, ngga pelit bumbu kacang dan terasa agak pedas menurut selera kami. Bukan cuma aku yang memang sudah jarang makan pedas karena sedang menyusui, tetapi suamiku juga bilang kalau karedoknya memang agak pedas. Alhamdulillah kami berdua memang suka sedikit pedas, jadi rasa karedok ini cocok di lidah kami.

Sop iganya terdiri dari dua potong besar euh... tulang iga berdaging dan agak sedikit terlalu banyak mericanya. Tetapi diimbangi oleh dagingnya yang empuk.

Untuk minuman, aku pesan Sprite (dari sejak di Cibinong Square aku sudah bilang lagi kepingin Sprite hihihi), suamiku pesan es kelapa jeruk, Faza pesan es soda gembira dan Izzan pesan Teh Botol. Gelas es soda gembiranya besarrr sekali... sampai-sampai kami pun ngga sanggup membantu Faza menghabiskannya :)

Hawa yang panas sedari siang ternyata menyiratkan bahwa hujan akan turun. Benar saja, tak lama setelah kami makan, hujan turun cukup deras. Para pelayan sigap menurunkan kerai-kerai bambu sehingga kami tak terkena tempias hujan.

Menunggu hujan reda
Secara keseluruhan, Resto Ayam Pakuan cukup memuaskan. Rasa masakannya cocok dengan lidah kami. Porsi yang dihidangkan cukup, cukup juga untuk kedua anakku yang tambah nasi dan lauknya.

Pelayanannya cukup cepat dan sigap. Semua pelayan yang melayani kami ramah dan murah senyum.

Aku perhatikan, dari sepuluh deret saung di kiri kanan parkiran, semua terisi penuh saat kami hendak meninggalkan resto. Mobil-mobil pengunjung datang dan pergi. Memang saat itu jamnya pas sekali untuk makan siang, dan berdasarkan pengalamanku tadi, ini satu-satunya rumah makan yang cukup besar yang menyediakan makanan berat (baca: dengan nasi) dengan lapangan parkir yang memadai di sepanjang jalan dari Jl. Cikaret sampai Karadenan.

Berikut harga makanan yang kami pesan:
Ayam bakar             Rp67.000,00 / ekor
Karedok                   Rp10.000,00 / porsi
Nasi putih                Rp5.000,00 / porsi
Sop iga                    Rp25000,00 / porsi
Teh Botol                Rp4000,00
Soda Gembira         Rp12.000,00
Sprite                      Rp7000,00
Es jeruk kelapa       Rp10.000,00
Teh tawar                Rp2000,00

All and all, the price is worth the taste. I recommend this place :)

Resto Ayam Pakuan
Jl. Kaum Pandak RT 3 RW 10 Kel. Karadenan, Cibinong, Bogor 16913
Telepon : +62 857 8227 4349
Jam operasional: 09.00 - 21.00

2 comments:

  1. Ayam bakar beneran kalo itu mah, aku pernah beli ayam bakar, enggak semateng ini kayanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya.. kalo nemu ayam bakar belum matang tuh rasanya sedih :'(

      Delete