Monday, October 5, 2015

Piknik Terindah

Apa sih piknik itu? Makan siang di atas selembar kain di padang rumput dengan keranjang makanan berisi sandwich dan limun, setelah bersepeda di pinggir pedesaan bersama teman-teman?

Atau pergi ke Puncak bersama keluarga saat long weekend, dengan menghabiskan beberapa jam menunggu akses buka-tutup ke arah Puncak?

Atau 'sekadar' makan malam romantis berdua dengan pasangan, dengan nyala lilin di teras rumah, menatap bintang dan bulan yang bersinar terang?

Nah, aku pilih jenis piknik yang terakhir sebagai jenis piknik favoritku. Siapa teman terbaik untuk berbagi saat-saat terbaik? Tentunya dengan pasangan tercinta. Tapi apakah makan malam bisa dikategorikan piknik? Kan malam? Ehmm, menurutku sih bisa saja. Piknik tidak perlu melulu di saat matahari bersinar cerah, beralaskan tikar di taman, dengan keranjang piknik berisi roti lapis. Piknik adalah refreshing dari hal yang biasa kita lakukan, sesuatu yang dilakukan dengan cara yang berbeda dari biasanya untuk mendapatkan tenaga-semangat-motivasi baru, atau memperbaharui relasi. Meditasi pun, bisa dianggap sebagai piknik bagi pikiran yang ruwet, dengan doa sebagai makanan jiwanya.

Bersama suami tercinta, aku punya kenangan piknik terindah. Dulu, kira-kira sembilan tahun yang lalu, di tahun 2006, di depan calon rumah kami.



Sebagai pengantin baru dengan budjet tipis setelah perhelatan perrnikahan yang sebagian besar dananya berasal dari kami sendiri, kami tidak punya kesempatan untuk berbulan madu secara khusus. Apalagi dengan datangnya si jabang bayi, dan orang tua yang secara halus terus menerus mendorong kami untuk berani mengambil KPR rumah. Biaya tersedot kemana-mana. Sama sekali tidak kepikiran untuk mengambil liburan khusus untuk kami berdua saja. Alhamdulillah, ternyata saran orang tua memang benar. Walaupun saat pengambilan KPR berdekatan dengan saat kelahiran, Allah SWT memudahkan kami.

Rumah yang kami ambil berada tidak jauh dari rumah orang tua, sehingga kami bisa sesekali melihat perkembangan pembangunan rumah. Di tahun 2006, jalanan menuju perumahan kami belumlah sebaik saat ini. Jalan rayanya penuh lubang-lubang besar, diperparah oleh truk-truk besar yang lewat setiap hari di sana--karena jalan raya itu adalah bagian belakang kawasan berikat-- di musim penghujan jalanan akan tampak dan terasa seperti jalur off road. Dalam keadaan aku hamil, kami akan berkendara dengan motor. Tanganku memeluk pinggang suami. yang membawa motor perlahan-lahan, menghindari lubang-lubang yang menjebak. Masuk ke dalam komplek perumahan, melewati pintu gerbangnya, keadaan hanya sedikit bertambah baik. Pembangunan masih banyak dilakukan di Vila Bogor Indah 3, jadi truk-truk berisi bahan bangunan banyak terparkir, kerukan tanah basah untuk pembangunan pondasi, ataupun rumah-rumah setengah jadi di mana-mana.. berantakan sekali...

Tapi apakah yang lebih membahagiakan dibandingkan dengan berada sana, di depan calon rumah masa depan, ditemani suami tercinta, dengan si calon bayi dalam kandungan? Duduk di atas jok motor, menatap bangunan setengah jadi yang baru saja naik dinding, sambil makan bekal yang kami bawa dari rumah orang tua, bahkan aku sudah lupa sekarang isi bekalnya apa saja haha..

Rumah kami berada di dekat tebing, tujuh rumah jaraknya dari dinding alam dengan pohon-pohon besar di bagian atasnya dan pohon-pohon bambu bergemerisik ditiup angin. Air tanah bening mengalir dari sela-sela dinding tebing, bergemericik ke selokan dengan ikan-ikan kecil banyak berenang. Jika kami beruntung, kami masih bisa melihat satu atau dua ekor ikan besar berenang cepat dan musang berlari di sela pepohonan. Dipayungi matahari senja yang menguning, pemandangan ini sungguh indah bagi mata kami berdua.

Sore hari saat kami bersiap pulang, kunang-kunang mulai bermunculan. Saat itu, aku bayangkan betapa indahnya malam hari di sana, ditemani kunang-kunang dan suami tercinta, dengan harumnya rumah baru dan bayi kecilku. Ada sedikit kecemasan karena kami akan meninggalkan kenyamanan tinggal bersama orang tua, namun tinggal mandiri di rumah sendiri pasti akan sangat menyenangkan, bisa jadi merupakan petualangan di setiap harinya, dan setiap acara makan akan serasa piknik di alam terbuka. Itu sungguh adalah piknik yang paling exciting!

Walaupun belum berbentuk, langsung jatuh hati sama rumah ini.. dan dipandangi lekat-lekat :)

Melihat calon rumah kami, kami membayangkan di mana kamar utama akan berada, di sebelah mana dapurnya, kira-kira cat warna apa yang cocok. Selalu ada motivasi baru yang selalu muncul saat melihat rumah kami yang sedang dibangun. Motivasi baru untuk bekerja lebih keras untuk bisa beli perabot rumah hehe..

Ini rumah kami, rumah penuh cinta :)

Dan kini, aku menularkan kesukaanku untuk 'berpiknik dan bertualang' di sekitar rumah kepada kedua anakku. Mereka senang sekali 'memanjat gunung' (istilah yang mereka berikan untuk naik ke jalan setapak di belakang rumah, atau berjalan-jalan ke tepi sungai di tepian kompleks atau mencari-cari musang di tebing.

Naik-naik ke puncak gunung.. 


'Itu di sana rumah kita, De', kata Faza


Di tepi sungai

Tapiii.. tadi aku bilang ya kalau aku dan suami belum pernah punya kesempatan untuk bulan madu? Nah, itu tuuh..masih selalu menjadi hasrat terpendam di lubuk hati yang paling dalam, haha.. Sekarang, dengan anak sudah dua, aku kadang masih terpikir untuk piknik berdua saja dengan suami, dan menikmati 'our time', liburan di Bogor saja. Jenis liburan apa yang aku inginkan? Karena aku dan suami suka makan, aku hanya ingin melakukan 'satu hari petualangan kuliner' dari rumah hingga pulang lagi ke rumah dan diantara waktu-waktu makan beristirahat di tempat-tempat yang menyenangkan, seperti spa-spa dan saloon untuk memanjakan diri hehe..

Nah ini yang akan jadi pedoman 'satu hari petualangan kuliner' aku dan suami.. kalauuu  ada waktuuu hehehe.. Tapi ini peta tahun 2010, di tahun 2015 pasti ada lebih banyak lagi tempat kuliner baru :)









8 comments:

  1. tapi seru banget mbak daerahnya ada sungai ada bukit! Kalo bosen kan bisa jalan-jalan :DDD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya.. seneng banget deh jalan-jalan sekitaran rumah.. masih suegerrr....

      Delete
  2. Replies
    1. Ah masa Mba.. emang ceritanya sedih ya :D hehe
      Wah benar-benar efek yang tidak disangka tidak dinyana, kalo sampe bikin Mba pengen nangis hehehe...

      Delete
  3. terimakasih partisipasinya. maaf pengumuman diundur tgl 20 oktober. goodluck

    ReplyDelete
  4. terimakasih partisipasinya. maaf pengumuman diundur tgl 20 oktober. goodluck

    ReplyDelete
  5. Mba, itu ada sungai yang mengalir ya., duuh senengnya, kebayang suara gemericik air.

    ReplyDelete
  6. Suasananya bagus, ada sungai, pasti adem ya mbak

    ReplyDelete