Monday, August 22, 2016

Kisah DeFai dan Jem: Persahabatan yang Tidak Direstui

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.




Kisah DeFai dan Jem: Persahabatan yang Tidak Direstui


Aku punya sahabat dekat, namanya Jem. Dia selalu ada untukku, saat aku sedih, senang, galau dan gembira. Dia tidak pernah bertanya kenapa atau menyalahkanku, aku cukup menatapnya dan dia akan mengerti. Bahkan kadang, kupikir dia bisa membaca pikiranku, karena bahkan sebelum aku bisa menyebut namanya, dia telah ada.





Tapi Ayah dan Bunda tidak menyukai persahabatan kami. Aku sedih sekali. Aku ingin orangtuaku menyukai Jem. Apa yang salah darinya? Dia tidak pernah berbuat jahat..

Ayah bilang, Jem memberi pengaruh buruk padaku, aku jadi gampang marah-marah. Bunda bilang, berteman dengan Jem membuatku lupa makan, aku jadi masuk angin dan rewel hingga tidak bisa tidur. Kurasa bukan itu. Jem memang sangat menyenangkan, walaupun ujungnya tajam, tapi aku tak bisa lepas darinya.

Ayah dan Bunda bilang, mereka tahu apa yang paling baik untukku. Ayah selalu membujukku bahkan melarangku bertemu dengan Jem.

Puncaknya, Bunda memutuskan secara sepihak untuk memisahkan kami. Bunda menutupinya. Aku menjerit tapi apalah dayaku! Oh Jem.. maafkan aku tidak bisa membelamu. Tangisanku tidak bisa membuat Ayah dan Bunda berubah pikiran.

Apanya yang baik dari hal ini? Tidakkah mereka lihat betapa sedihnya aku karena kehilangan Jem? Mereka sungguh tidak peduli melihatku menangis siang dan malam lantaran merindukannya. Orangtuaku bilang, waktu akan membuatku melupakannya. Aku sungguh meragukan itu..

Jem.. aku masih berusaha.. walau tertutupi, tapi aku tetap selalu berusaha menjangkaumu.. tapi itu sulit sekali, kita tak bisa seperti dulu lagi..

Jem.. aku tak akan melupakanmu...




Mitten yang indah tidak dapat menutupi kesedihanku :(

1 comment:

  1. Kenyataannya, ini bukan hanya ceirta fiktif belaka yang dibuat olehmu min, ini terjadi pada diriku. Benar-benar persis :"

    ReplyDelete