Tuesday, March 24, 2015

Mengapa aku menjadi blogger

Berani-beraninya mengaku blogger, padahal isi blog belum sampai sepuluh. Padahal baru setahun usia blog. Dalam setahun isi blog belum sampai sepuluh?? Kemane aje lu? Sibuk dong! Sini kan working mother gitu loh.. pagi-pagi dah ngurusi krucil dan krusar (kru besar) yang berangkat sekolah dan berangkat kerja.. trus kitanya juga kerja, trus pulang ke rumah masih mesti ngurusin makan malem en bantuin anak-anak bikin peer, trus kan kita ngantuk.. Kapan coba sempet nulis?!

Hupp..

Jadi kenapa aku menjadi blogger? Kenapa menulis di blog, padahal ada buku diary? Untuk yang ini aku tahu jawabannya: karena tulisan tanganku jelek, dan semakin dalam perasaanku (entah karena sedih atau bahagia) semakin jeleklah tulisanku. Mungkin karena perasaan yang kurang bisa terkendali sehingga getaran tanganpun tak terkendali. Padahal aku menulis untuk menuangkan isi pikiran dan juga perasaan. Jelas, dalam hal ini menulis di blog punya banyak kelebihan. Aku bisa mengatur font seindah mungkin sehingga jangankan orang lain (yang sudi membaca), aku pun akan bisa membaca tulisanku sendiri.

Alasan kedua, mungkin karena di blog, tulisanku bisa diperindah dengan picture. Kalau di diary, berarti kan harus cetak foto dulu dan ditempel di situ. Wasting money lah. Jujur, untuk yang ini, aku masih belajar. Ya, belajar bagaimana memasang picture di blog. Saat menambahkan picture dan tulisan yang sudah rapi tiba-tiba jadi berantakan, hmmm.. kadang di situ saya merasa. Merasa perlu berpikir, baiknya menulis dulu atau pasang picture dulu ya? Kalau pasang picture dulu, dan kemudian baru menulis, apa nanti picturenya juga akan berantakan? Intip-intip blog tetangga, aduuhh.. picturenya keren-keren, apa karena faktor kamera ya? Apa mesti beli kamera baru? 

Alasan ketiga, tentunya untuk belajar menulis. Dengan baik dan benar. Kenapa belajar menulis? Karena aku suka menulis. Dulu, aku pikir menulis di blog bisa seenaknya saja tanpa mengindahkan EYD. Seorang teman yang berhasil membujukku untuk mengikuti GA-nya, mengatakan bahwa sebenarnya ide tulisanku cukup baik, hanya saja tidak bisa dimenangkan karena kaidah penulisan yang salah. Kaidah penulisan yang salah! Tidak bisakah seseorang bebas mengutarakan pikirannya dalam blog, dalam bahasa yang digunakan dan juga tanda bacanya? "Tidak bisa dong. Misalnya nih ya, percakapan harus menggunakan tanda kutip dua. Bahasa asing ditulis miring. Ayo dong belajar menulis yang baik di blog, supaya tulisan kita bisa tembus ke majalah," ujar temanku sambil tersenyum.

Baiklah, alasan keempat adalah, menulis di blog bisa jadi mendatangkan rezeki.. ehemm.. Tapi aku memang suka menulis koq..

Ternyata, selain sebaiknya menggunakan bahasa yang baik dan benar, tulisan kita pun sebaiknya memberikan manfaat. Oh tentu saja! Tapi, ini sulit bagiku. Aku belum bisa memberikan manfaat. Aku belum pernah bisa memberikan moral of the story dari tulisan-tulisanku. Jika aku memposting foto siput dari lilin mainan buatan anakku, dimanakah letak moral of the story nya? Sungguh, perbolehkanlah aku untuk hingga saat ini, menulis saja dulu... Setidaknya, aku hanya akan menulis hal-hal yang baik, insyaaAllah.. Maafkan ya, jika yang terjadi adalah aku yang selalu mengambil manfaat dari blog-blog yang lain. Mudah-mudahan kedepannya aku juga bisa memberi manfaat.

Hal lain juga, katanyaaa.. seorang blogger sejati itu katanyaaa harus punya TEMA untuk blognya. Ya, tema khusus. Supaya segmen pembacanya jelas. Untuk ini, aku juga angkat tangan. Aku tidak tahu, postingan foto siput dari lilin mainan buatan anakku termasuk segmen apa ya? Segmen pembaca yang diarah olehku sih jelas, setidaknya adalah aku sendiri di tahun-tahun yang akan datang. Aku yang akan tersenyum mengenang semua memori indah tentang keluargaku dan cerita-ceritaku.

Jadi, mengapa aku menjadi blogger? Oh.. baiklah.. kuulangi lagi dari awal..